Kamis 14 Sep 2023 14:44 WIB

Menko Marves: Indonesia Bisa Punya Mobil Listrik Sendiri pada 2026

Salah satu perusahaan yang tertarik Kembangkan EV di Indonesia adalah Geely.

Logo Geely terlihat di sebuah dealer mobil di Shanghai, China. Geely tertarik berinvestasi mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.
Foto: Reuters
Logo Geely terlihat di sebuah dealer mobil di Shanghai, China. Geely tertarik berinvestasi mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan Indonesia pada 2025 atau 2026 sudah bisa memiliki mobil listrik atau electric vehicle (EV) sendiri karya anak bangsa. Luhut mengatakan, saat ini Indonesia tengah menarik minat dari beragam pemain EV yang mewakili setengah dari volume produksi global.

"Pada 2025 atau 2026 Indonesia sudah bisa memiliki mobil listrik sendiri yang dibuat oleh anak bangsa," ujar Luhut dalam seminar di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Salah satu produsen EV internasional yang tertarik untuk pengembangan EV di Indonesia adalah Geely. Geely merupakan salah satu produsen EV besar internasional asal China.

"Kita sudah berbicara dengan pihak Geely sejak beberapa bulan lalu, dan puncaknya pada dua hari lalu di mana kita menawarkan untuk riset bersama (joint research) untuk membuat mobil EV di Indonesia," kata Luhut.

Geely, lanjutnya, kemudian menyambut baik tawaran untuk melakukan riset EV bersama Indonesia.

Luhut juga sudah melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden pun menyambut baik dan menyetujui hal tersebut.

"Saat ini kita sedang membicarakan hal teknis dan Presiden juga setuju," katanya.

Menurut Luhut, saat ini merupakan momentum terbaik bagi Indonesia untuk bisa memiliki dan memproduksi EV yang merupakan buah hasil karya anak bangsa.

Secara global transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat, dengan pangsa penjualan EV yang melampaui titik kritis.

Penjualan EV secara global dapat tumbuh pesat setelah mencapai titik kritis 5 persen-10 persen. Adopsi EV menjadi lebih cepat karena adanya multiplier effect dari individu atau kelompok yang menggunakan inovasi, produk atau teknologi baru sebelum digunakan oleh populasi yang lebih luas atau dikenal juga sebagai early adopters.

Sektor manufaktur juga memiliki titik kritis setelah penjualan EV mencapai 10 persen dari penjualan total. Penjualan EV dapat naik hingga tiga kali lipat.

"Kapan lagi kita punya mobil EV karya Indonesia. Jadi risetnya kita bersama-sama dan kita lakukan lompatan jauh atau leapfrog," kata Luhut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement