Kamis 07 Sep 2023 09:13 WIB

Menyambut Sahabat Baru ASEAN Pasca-KTT di Jakarta

ASEAN sepakat bekerja sama dengan organisasi dari kawasan lain seperti IORA dan PIF.

Presiden Jokowi saat menghadiri pembukaan KTT ke-43 ASEAN di JCC, Jakarta, (ilustrasi).
Foto: Dok Laily Rachev/Biro Pers Sekre
Presiden Jokowi saat menghadiri pembukaan KTT ke-43 ASEAN di JCC, Jakarta, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 memberi banyak perspektif baru bagi kemajuan dan masa depan kawasan. Terdapat sejumlah kesepakatan kerja sama di dalam dan antarkawasan terutama di wilayah Indo-Pasifik, sepanjang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang digelar di dua kota, KTT ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9-11 Mei 2023 serta KTT ke-43 di Jakarta Convention Center, DKI Jakarta pada 5-7 September 2023. 

Dalam Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN atau Foreign Ministers' Meeting (AMM) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023), organisasi kawasan yang menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia kembali menambah sahabat-sahabat baru. 

Baca Juga

Ini terjadi setelah ASEAN sepakat bekerja sama dengan Asosiasi Negara-Negara Pesisir Samudra Hindia (IORA). Organisasi IORA dibentuk pada 7 Maret 1997 dan beranggotakan 23 negara termasuk Australia, Prancis, Uni Emirat Arab, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Indonesia.

Seperti halnya ASEAN, IORA pun memiliki sejumlah mitra dialog seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan China. Saat ini Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, menjabat Sekretaris Jenderal IORA, sementara posisi ketua dipegang Bangladesh yang diwakili Menlu Abdul Momen. Dubes Salman mewakili IORA menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antarsekretariat dengan Sekjen ASEAN, Kao Kim Hourn.

Terdapat beberapa area prioritas kerja sama, di antaranya bidang maritim, konektivitas antarkawasan, pembangunan berkelanjutan, ekonomi biru, ekonomi hijau, ekonomi digital, dan manajemen mitigasi bencana. Kerja sama serupa juga ditandatangani oleh Sekjen ASEAN Kim Hourn dengan Wakil Sekjen Pacific Island Forum (PIF) Esala Nayasi, diplomat senior Kementerian Luar Negeri Fiji.  

PIF adalah organisasi kawasan dari 18 negara di utara dan selatan Samudra Pasifik yang digagas pembentukannya pada 1971 atas inisiatif Selandia Baru. Tujuan dibentuknya PIF untuk memperkuat kerja sama dan integrasi, dengan menyatukan sumber daya setempat dan menyatukan kebijakan guna mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan keamanan. Indonesia pun adalah satu di antara 21 mitra dialog sejak 2001 lalu. Saat ini posisi ketua dipegang oleh Kepulauan Cook.        

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyaksikan penandatanganan MoU ASEAN dengan IORA dan PIF bersama Perdana Menteri (PM) Kepulauan Cook Mark Brown. Menlu Retno menyatakan, negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik adalah bagian tidak terpisahkan dari kawasan Indo-Pasifik. ASEAN dan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik harus bekerja sama menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan. 

"Apapun yang terjadi di kawasan ini akan berpengaruh kepada kita semua. Harus diingat, jika ingin jalan cepat, jalanlah sendiri. Tapi jika ingin jalan jauh, jalanlah bersama-sama. Saya yakin kita semua ingin jalan jauh," ujar Menlu Retno, dalam siaran pers, Kamis (7/9/2023).

 

Tidak hanya IORA dan PIF.... (halaman selanjutnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement