Selasa 05 Sep 2023 15:59 WIB

Jokowi Sebut ASEAN Butuh 29,4 Triliun Dolar AS untuk Transisi Energi

Untuk itu ASEAN butuh skema pembiayaan inovatif melalui kemitraan berkelanjutan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Perdana Menteria Malaysia Anwar Ibrahim bersama istri disambut Presiden RI Joko Widodo saat pembukaan KTT Asean di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Foto: Adek Berry/Pool Photo via AP
Perdana Menteria Malaysia Anwar Ibrahim bersama istri disambut Presiden RI Joko Widodo saat pembukaan KTT Asean di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ASEAN membutuhkan pembiayaan hingga 29,4 triliun dolar AS untuk mendorong transisi energi. ASEAN, kata Jokowi, membutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat peresmian pembukaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga

"Pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif. ASEAN membutuhkan 29,4 triliun dolar AS untuk transisi energi dan dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan," ujar Jokowi.

Pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan ini merupakan salah satu dari tiga agenda utama dari forum ASEAN Indo-Pasific Forum. Selain itu, forum ini juga membahas soal infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh.

Jokowi mengatakan, ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih kokoh melalui hilirisasi industri. Menurutnya, pembangunan ekosistem kendaraan listrik pun merupakan contoh konkret membangun rantai pasok kawasan.

Agenda lainnya yakni transformasi digital dan ekonomi kreatif. Jokowi menyampaikan bahwa ekonomi digital di ASEAN pada 2030 diperkirakan tumbuh hingga 1 triliun dolar AS. Karena itu, adopsi inovasi digital perlu diperkuat untuk mendukung ekonomi kreatif dan UMKM.

"ASEAN Indo-Pasifik Forum hadir untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat serta membangun habit of cooperation yang win-win formula tanpa satupun merasa dikucilkan," ungkap Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement