REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengimbau agar para milenial dapat lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan serta pinjaman online (pinjol). Hal tersebut merespons pernyataan regulator yang menyebuat milenial sulit mendapat KPR karena tunggakan Pay Later.
Profil kredit calon nasabah akan sangat dipertimbangkan dalam menyalurkan KPR. Adapun, pengecekan data SLIK untuk mengetahui kewajiban debitur, termasuk pinjaman online yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), merupakan salah satu proses analisa kredit.
"Oleh karena itu, kami sangat mengimbau agar para milenial dapat lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan serta pinjaman online," kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo kepada Republika.co.id, Kamis (31/8/2023).
Bagi sebuah bank, menurut Okki, itikad baik dalam melunasi kredit atau pinjaman mana pun menjadi salah satu poin penilaian penting dalam memilih debitur. Adapun, saat ini hampir 80 persen dari penyaluran kredit BNI diberikan kepada segmen milenial, angka tersebut terus meningkat secara positif setiap tahunnya.
Okki menegaskan, BNI sebagai bank milik negara sangat mendukung segmen milenial untuk memiliki rumah. BNI menyediakan fasilitas pembiayaan pemilikan hunian melalui program KPR Griya dengan persyaratan dan proses kredit yang telah ditentukan Bank.
Okki menjelaskan, BNI memberikan pricing terbaik disertai dengan memberikan berbagai kemudahan fitur pengajuan secara online melalui eForm di BNI Mobile Banking serta fleksibilitas tenor kredit hingga 30 tahun, hingga cicilan menjadi lebih ringan.
"Kami juga proaktif membangun kerja sama dengan mitra pengembang dengan proyek-proyek perumahan milenial dengan akses transportasi yang memadai," kata Okki.