Kamis 31 Aug 2023 13:02 WIB

Bagi Industri Ritel, Omnichannel Memancing Munculnya Peluang Baru

Umumnya konsumen cenderung masih menginginkan adanya interaksi langsung.

Pengunjung berbelanja di salah satu gerai hypermart di Jakarta, Senin (1/6).
Foto: Prayogi/Republika
Pengunjung berbelanja di salah satu gerai hypermart di Jakarta, Senin (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lippo Group menilai strategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para perintel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis yang mengikuti pola konsumsi masyarakat. Menurut Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady penerapan omnichannel dilakukan oleh peritel untuk mengintegrasikan layanan digital dan fisik. 

Hal ini mendapatkan momentum ketika pandemi telah mengubah pola konsumsi dan belanja masyarakat sehingga menjadi lebih akrab secara daring. Namun, layanan fisik tetap ada dan momen itu seakan berbalik ketika pembatasan mobilitas masyarakat dilonggarkan.

“Strategi omnichannel bagai kail bagi pelaku industri ritel untuk memancing munculnya peluang-peluang baru guna mendapatkan omzet penjualan tinggi. Dalam hal ini, masyarakat bisa bertransaksi secara fisik, tetapi sebenarnya polanya sudah berubah,” kata John melalui keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Dia menunjukkan adopsi omnichannel membuat emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,85 triliun pada semester I 2023. Capaian ini meningkat 2,39 persen dibandingkan dengan semester I 2022 sebesar Rp 3,76 triliun. 

Pertumbuhan LPPF sejalan dengan sektor konsumsi rumah tangga yang masih menjadi penyumpang paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sekitar 2,77 persen dari total pertumbuhan PDB Semester I 2023 sebesar 5,17 persen.

Badan Pusat Statistis (BPS) mencatat terdongkraknya konsumsi rumah tangga menjadi penyangga paling besar bagi perekonomian nasional. Ini sejalan dengan inflasi yang terkendali serta momen perayaan hari besar keagamaan yang jatuh pada kuartal lalu.

Pada sisi lain, seiring kian normalnya mobilitas masyarakat dan stabilitas perekonomian nasional, konsumsi rumah tangga pun ikut tumbuh signifikan. Sektor rumah tangga ini mengemas pertumbuhan tertinggi, yakni sekitar 5,23 persen.

John menilai perbaikan secara makro itu bisa tecermin dari pemulihan kinerja sektor industri retail. Hingga semester I, banyak perusahaan yang bergerak di sektor retail meraih pertumbuhan kinerja. 

Dia menilai capaian LPPF adalah merupakan tren perbaikan kinerja ini melanjutkan pemulihan yang terjadi sejak awal tahun. Hal serupa terjadi pada beberapa emiten retail lainnya, semisal AMRT dan MIDI, yang selama paruh pertama tahun ini berhasil mendongkrak pertumbuhan kinerja hingga dua digit.

“Emiten-emiten retail mulai menghijau, tetapi seiring itu terdapat kenyataan sebaliknya, banyak juga pusat perbelanjaan modern yang menutup gerai atau mengubah fokus bisnis. Pilihan yang wajar demi melakukan efisiensi dan inovasi layanan. Sektor retail memang mendapatkan momentum pemulihan, tetapi strategi yang dipilih juga harus tepat,” ujar John menjelaskan.

Lebih jauh, John mengungkapkan imbas pandemi Covid-19 belum sepenuhnya bisa teratasi oleh para pelaku industri retail. Sewaktu Covid-19 menghantam kinerja dan membuat para pelaku menutup operasional, dibutuhkan kematangan strategi agar bisa bangkit sewaktu momentum itu datang. 

"Hanya saja, strategi yang dipilih itu beragam, bagi kami di Lippo Group percaya terdapat alternatif masa depan bagi sektor ritel,” katanya.

Strategi alternatif yang menjadi keniscayaan sektor retail ini kerapkali diistilahkan sebagai omnichannel. Cara ini mengintegrasikan layanan digital dan fisik sebagai adopsi pola konsumsi masyarakat yang telah berubah pasca pandemi Covid-19. 

Dia mengakui umumnya konsumen cenderung masih menginginkan adanya interaksi langsung terhadap barang maupun layanan, tetapi penetrasi digital tak bisa diabaikan. Karena itu sektor ritel pun harus siap melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan nilai tambah bagi konsumen.

Menurut John, pasar ritel Indonesia yang sangat besar memang menjanjikan, tetapi dipenuhi dengan kompetisi yang sangat ketat. Karena itu, kunci sukses sektor ritel adalah inovasi yang mengawinkan layanan daring maupun luring atau biasa dikenal sebagai omnichannel.  

“Yang jelas, omnichannel ini online dan offline harus terintegrasi, bukan sekadar ada tetapi tidak terkoneksi. Inovasi omnichannel inilah yang kami lakukan sehingga bisa menawarkan prospek ritel yang baik di masa depan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement