REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Klub-klub sepak bola Arab Saudi begitu gila-gilaan selama jendela transfer musim ini. Hal ini dimulai dari kedatangan Cristiano Ronaldo (CR7), Karim Benzema lalu disusul Neymar dan Sadio Mane.
Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (HI UMM), Hafid Adim Pradana, pun memberikan tanggapan fenomena itu melalui kacamata studi hubungan internasional. Menurut dia, langkah Arab Saudi dalam mendatangkan pemain-pemain bintang jelas akan menguntungkan bisnis hiburan Arab Saudi di bidang sepak bola.
Kepindahan pemain-pemain bintang ke Liga Profesional Arab Saudi mengundang perdebatan dari berbagai kalangan. Ada yang mengasumsikan kepindahan mereka disebabkan oleh efek Ronaldo. "Ada pula yang menganggap hal tersebut lantaran money effect," ucapnya, beberapa waktu lalu.
Terkait jumlah penonton Liga Profesional Arab Saudi, maka asumsi efek Ronaldo sangat masuk akal. Mengingat pengaruh yang dibawa oleh CR7 sangat besar, maka otomatis semua mata akan tertuju padanya. Akan tetapi, untuk kepindahan pemain-pemain lain ke liga tersebut, efek uang lebih masuk akal.
Ia tidak menampik nominal uang yang ditawarkan klub-klub Liga Profesional Arab Saudi sangat besar. Tawaran tersebut tentu sulit ditolak oleh para pemain yang umumnya telah berada pada ujung usia produktif pemain sepak bola.
Ia mencontohkan rata-rata pemain dari Brasil berasal dari kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu, orientasi mereka terhadap sepak bola sudah jelas. "Yaitu untuk mengubah nasib keluarga mereka di negara asalnya,” katanya.
Selanjutnya, Adim menjelaskan, pergerakan transfer gila-gilaan ini merupakan salah satu indikasi dari probabilitas Liga Arab Saudi untuk menggeser dominasi Eropa sebagai kiblat sepa bola. Akan tetapi, efeknya tidak bisa dilihat dalam kurun waktu dekat. Sama halnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pergeseran tersebut dapat diamati dalam kurun waktu puluhan hingga ratusan tahun mendatang.
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diamati pula bahwa terdapat hubungan erat antara transfer pemain ini dengan program Visi 2030 milik Arab Saudi. Pergerakan transfer pemain gila-gilaan tersebut dianggap sebagai langkah diplomatis Arab Saudi. "Dengan memanfaatkan potensi sepak bola yang begitu besar di seluruh penjuru dunia," ucap dia.