Senin 14 Aug 2023 11:19 WIB

Pertamina Gelar Penukaran Tabung Elpiji 3 Kg ke Bright Gas di Madiun

Program penukaran ini dilakukan sebab banyak ditemukan penyalahgunaan elpiji subsidi.

Pekerja menata tabung gas elpiji di salah satu agen, Senin (11/7/2022) (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja menata tabung gas elpiji di salah satu agen, Senin (11/7/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- PT Pertamina menggelar program penukaran tabung elpiji ukuran 3 kilogram ke tabung bright gas di wilayah Kota Madiun, Jawa Timur, sebagai upaya mendukung subsidi pemerintah tepat sasaran.

Sales Branch Manager Pertamina Rayon VI Kediri, Muhammad Salman Al Farisy, mengatakan, penukaran tabung elpiji ukuran 3 kilogram ke tabung Bright Gas bertujuan untuk menjaga subsidi elpiji tepat sasaran. "Dalam program ini, tabung elpiji 3 kilogram ditukar dengan tabung Bright Gas merah muda harga lebih murah," ujar Salman saat kegiatan penukaran yang digelar di "Sunday Market" Taman Bantaran Kota Madiun, Jawa Timur, kemarin.

Baca Juga

Program ini dilakukan dengan cara dua tabung elpiji 3 kilogram kosong ditukarkan dengan satu tabung Bright Gas isi 5,5 kilogrm dengan tambahan pembayaran sebesar Rp 80 ribu. Ataupun, satu tabung elpiji 3 kilogram bisa ditukarkan dengan satu tabung bright gas isi 5,5 kilogram dengan tambahan pembayaran sebesar Rp 180 ribu.

Selain itu, dua tabung elpiji 3 kilogram kosong bisa ditukarkan dengan satu tabung bright gas isi 12 kilogram dengan tambahan pembayaran sebesar Rp 275 ribu. Ataupun, satu tabung elpiji 3 kilogram kosong bisa ditukarkan dengan satu tabung bright gas isi 12 kilogram dengan tambahan pembayaran sebesar Rp 360 ribu.

Adapun untuk harga awal tabung dengan isi elpiji 5,5 kilogram mencapai Rp 327 ribu dan isi ulang mencapai Rp 96 ribu per tabung. Sedangkan harga awal tabung dengan isi elpiji 12 kilogram mencapai Rp 555 ribu dan isi ulang mencapai Rp 204 ribu per tabung.

Salman menjelaskan, program penukaran ini dilakukan karena banyak ditemukan penyalahgunaan elpiji bersubsidi di tingkat konsumen sehingga diduga mempengaruhi ketersediaannya di pasaran. Elpiji bersubsidi hanya boleh digunakan untuk masyarakat miskin, petani, nelayan, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Karenanya, Pertamina mendorong agar warga yang mampu, seperti aparatur sipil negara atau ASN dan pelaku sektor usaha riil seperti kafe, restoran, hotel, peternakan, hingga tempat-tempat usaha jasa pencucian baju untuk menggunakan bahan bakar elpiji nonsubsidi. Ia mengklaim Bright Gas lebih aman dan irit jika dibandingkan dengan elpiji subsidi 3 kilogram. Hal itu karena tabung Bright Gas menggunakan teknologi katup ganda yang mencegah kebocoran. Selain itu ada segel hologram yang paten dan tidak bisa dipalsukan ataupun dioplos.

Ditambahkannya, promosi penukaran tersebut akan terus berlaku, untuk mendukung kebijakan pemerintah supaya program subsidi tepat sasaran. Pertamina juga bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat melakukan sidak penggunaan elpiji subsidi sesuai peruntukan dan terus mendorong warga mampu menggunakan elpiji nonsubsidi.

Sesuai data, jumlah penggunaan elpiji non-subsidi atau Bright Gas di Kota Madiun baik ukuran 5,5 kilogram maupun 12 kilogram mencapai 1.200 tabung per bulan.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement