Rabu 09 Aug 2023 14:04 WIB

Jokowi Minta Industri Properti Manfaatkan Peluang Backlog Perumahan

Peluang REI sangat besar karena pertumbuhan kepala keluarga 700 ribu per tahun

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) bisa memanfaatkan peluang kesenjangan kepemilikan rumah di Indonesia yang masih mencapai 12,1 juta.
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) bisa memanfaatkan peluang kesenjangan kepemilikan rumah di Indonesia yang masih mencapai 12,1 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) bisa memanfaatkan peluang kesenjangan kepemilikan rumah di Indonesia yang masih mencapai 12,1 juta. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pembukaan musyawarah nasional Persatuan Perusahaan Real Indonesia (Munas REI) ke XVII Tahun 2023 di Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).

"Karena kebutuhan kita masih sangat besar. Karena backlog kepemilikan itu rumah kita masih 12,1 juta ini sebuah opportunity yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI," kata Jokowi. 

Ia mengatakan, peluang REI sangat besar karena pertumbuhan kepala keluarga baru bisa mencapai 700 ribu hingga 800 ribu per tahunnya. Sementara itu, jumlah anggota REI pun semakin bertambah dari 33 perusahaan pada 1972 dan kini menjadi 6.400 perusahaan. 

"Pertumbuhan KK baru mencapai 700 (ribu) sampai 800 ribu KK per tahun. Ini kalau nanti anggota REI masih nambah saya kira karena ini kesempatannya masih banyak. Sekali lagi pertumbuhan KK baru itu 700 ribu-800 ribu per tahunnya dan yang paling penting karena kinerja ekonomi kita juga baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi pun mengaku senang di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti real estate dan konstruksi Indonesia tetap tangguh dan tahan banting, serta semakin kompetitif. 

Industri real estate ini juga tercatat memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 16 persen, yakni sekitar Rp 2.300 hingga Rp 2.800 triliun sepanjang periode 2018-2022. Selain itu, industri ini juga menyerap tenaga kerja yang sangat besar yakni mencapai 13-19 juta orang.

Jokowi pun kemudian mengatakan banyak negara yang ingin mengarahkan perekonomiannya melalui usaha properti. Sebab, kontribusi industri real estate terhadap PDB sangat tinggi di semua negara serta memberikan efek multiplier hingga ke 185 sub sektor industri lainnya, dari industri furnitur, bahan material, furniture, elektronik, industri jasa, dll.  

Karena itu, Presiden pun memberikan apresiasinya terhadap industri real estate Indonesia yang bisa bertahan meskipun dihantam pandemi Covid-19 dan juga krisis ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement