Senin 07 Aug 2023 18:06 WIB

Sepak Bola Raup Donasi dari Emiten, Erick Thohir: Ini Baru dalam Sejarah

Erick mengatakan, para atlet sepak bola jangan diperlakukan seperti ayam aduan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: BNI
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia Erick Thohir menegaskan perhatian publik terhadap persepakbolaan Indonesia belum pernah sebesar saat ini dalam sejarah. Salah satu indikatornya adalah besarnya keinginan masyarakat pecinta sepak bola untuk memberikan kontribusi.

Salah satu contohnya adalah kontribusi dari perusahaan-perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau emiten untuk menjadi donatur. Penyerahan bantuan dana peningkatan prestasi bagi persepakbolaan Indonesia itu diserahkan secara simbolis di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (7/8/2023).

Baca Juga

Donasi diterima oleh Erick Thohir dari para perwakilan donatur disaksikan oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman. Acara penyerahan bantuan CSR tersebut diberikan dalam rangka peringatan HUT ke-45 Pasar Modal. Dalam acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Bursa Efek Indonesia dan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia.

"Saya mengajak teman-teman Yayasan dan PSSI, kita sama-sama untuk mengembangkan semua yang diterima dari rasa kepercayaan luar biasa ini. Dengan hati, para donatur memberikan bantuannya. Saya kira belum pernah ada dalam sejarah persepakbolaan Indonesia," ujar Erick.

Dia mengatakan, para atlet sepak bola jangan diperlakukan seperti ayam aduan. Setelah bertanding, menang, lalu dilupakan. Para atlet yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa adalah pahlawan. 

Mereka, ucap Erick, perlu diberi perlindungan. Para atlet juga harus dirawat dan dibimbing kariernya. 

"Salah satunya adalah memastikan para pahlawan olahraga kita tidak habis main, mereka dilepas tanpa perlindungan. Padahal, mereka pahlawan. Jangan sampai pahlawan jadi seperti ayam aduan, setelah diadu ya sudah," ucap Erick.

Perlindungan kesehatan bagi para atlet sepak bola, ujar Erick, telah dilaksanakan melalui kerja sama PSSI dengan BPJS Kesehatan. Namun, itu saja tidak cukup.

"Banyak yang harus kita siapkan. Misalnya, dalam waktu dekat ada Piala Dunia U-17. Mereka sudah meraih emas di Sea Games. Membiarkan mereka tanpa masa depan, kita berdosa," kata Erick.

Potensi keuangan untuk mensejahterakan para pesepakbola itu, menurut Erick, sebenarnya sudah muncul. Salah satunya adalah dari perputaran uang di kompetisi liga atau dari pertandingan Tim Nasional (Timnas).

Sebagai gambaran, kata Erick, perputaran uang di Liga 1 BRI mencapai Rp 9 triliun. Jumlah itu bisa bertambah dua kalinya jika Liga 1 berlangsung penuh. Lalu, dari satu pertandingan Timnas melawan Timnas Argentina, terdapat perputaran uang sebesar Rp 1 triliun. Sehingga, jika ada tiga kali pertandingan sejenis itu, maka nilainya bisa mencapai Rp 3 triliun.

Erick juga mencatat, belum pernah terjadi perputaran uang dari hak siar televisi untuk pertandingan Timnas hingga mencapai Rp 56 Miliar. "Jadi, ternyata bisnisnya ada. Nah, jangan sampai bisnis itu tidak nyambung dengan kesejahteraan pemain," kata Erick.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, dunia persepakbolaan Indonesia telah menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan. Sebagai bentuk apresiasi terhadap hal tersebut, BEI berkomitmen memberikan literasi pasar modal kepada komunitas pesepak bola di Indonesia melalui kerja sama dengan YBSI.

"Dalam nota kesepahaman tersebut, komitmen BEI adalah memberikan sarana serta prasarana, termasuk narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi investasi pasar modal kepada komunitas yang tergabung dalam Yayasan Bakti Sepak bola Indonesia," ujar Iman.

Iman menyampaikan, kerja sama ini merupakan upaya BEI memasyarakatkan serta meningkatkan pemahaman terhadap pasar modal Indonesia, khususnya di dalam lingkungan komunitas pesepak bola. Sebagai timbal baliknya, BEI akan senantiasa memberikan dukungan terhadap persepakbolaan Indonesia.

“Kerja sama ini akan menjadi inisiatif baru sekaligus komitmen antara BEI dan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia untuk bersinergi bersama dalam meningkatkan literasi pasar modal kepada para anggota dan komunitas yang berada di naungan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia," ucap Iman.

Iman menyampaikan program yang akan dilakukan ini tidak hanya tentang mengenalkan konsep pasar modal kepada para atlet khususnya pemain sepak bola, tetapi juga mengajak ekosistem sepak bola, termasuk staf kepelatihan, manajemen klub, dan seluruh penggiat olahraga untuk turut serta menjadi bagian dari investor pasar modal yang cerdas berinvestasi. Iman berharap pasar modal Indonesia dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas sepak bola di Indonesia. 

"Ke depannya, pintu akan terbuka bagi komunitas olahraga lainnya agar dapat mendapatkan edukasi keuangan dan investasi pasar modal," lanjut Iman.

Pada kesempatan ini, BEI bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melakukan penyerahan dana bantuan yang dikumpulkan dari Pelaku di Industri Pasar Modal kepada Yayasan Bakti Sepakbola Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk peningkatan prestasi dan kesejahteraan kepada para atlet, serta mantan atlet Indonesia. Penyerahan dana bantuan ini dilakukan dalam rangka 45 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement