Selasa 01 Aug 2023 23:22 WIB

Fokus Bantuan Sosial, Sri Mulyani Ungkap Peran APBN Lindungi Rakyat

Pemerintah akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (28/7/2023).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (28/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memfokuskan anggaran pendapatan dan belanja negara 2023 melalui pembangunan infrastruktur, pemilihan umum, dan bantuan sosial. Hal ini tercermin dari kinerja belanja negara semakin ekspansif dan menopang berbagai agenda pembangunan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kinerja belanja negara mampu menjaga stabilitas kondisi ekonomi makro, dengan realisasi pada semester I 2023 sebesar Rp 1.255,7 triliun atau 41,0 persen dari pagu anggaran pendapatan dan belanja negara.

"Pemerintah akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk melindungi kesejahteraan rakyat Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (1/8/2023). 

Sri Mulyani merinci realisasi belanja negara dimanfaatkan belanja yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat, antara lain melalui Program Keluarga Harapan, sembako, Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional, Kartu Prakerja, Program Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bantuan benih, subsidi, dan kompensasi energi.

Selain itu, belanja pemerintah terkait agenda prioritas nasional lainnya juga akan terus disalurkan, terutama kaitannya dengan penurunan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrem, dukungan persiapan pelaksanaan pemilu, pembangunan IKN, serta percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas.

"Penyaluran subsidi energi juga akan tetap dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucapnya.

Maka demikian, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara akan responsif dan adaptif dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Per semester I 2023 kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara terefleksikan dari surplus keseimbangan primer sebesar Rp 368,2 triliun dan surplus anggaran fiskal sebesar Rp1 52,3 triliun, setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto.

Meski termoderasi di tengah normalisasi harga komoditas, pendapatan negara tumbuh 5,4 persen, sehingga realisasi sebesar Rp 1.409,7 triliun atau 57 persen dari target anggaran pendapatan dan belanja negara.

"Di tengah tren perlambatan ekonomi global serta dinamika geopolitik yang masih diselimuti ketidakpastian, APBN 2023 tetap berupaya keras dalam mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi dan pelaksanaan agenda prioritas nasional," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement