Jumat 28 Jul 2023 20:34 WIB

Vale Indonesia Raih Laba Bersih 168,5 Juta Dolar AS di Semester I 2023

Selama kuartal II 2023, Vale mengeluarkan belanja modal sekitar 60,8 juta dolar AS.

Jajaran direksi PT Vale Indonesia Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat.
Foto: Antara
Jajaran direksi PT Vale Indonesia Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan entitas usaha membukukan laba bersih senilai 168,51 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada semester I 2023, meningkat 12 persen year on year (yoy), dari sebelumnya sebesar 150,45 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy mengatakan laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan grup yang meningkat 17 persen (yoy) menjadi 658,9 juta dolar (AS) pada semester I 2023, dari sebelumnya sebesar 564,5 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebagaimana keterangan di Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Baca Juga

"Pendapatan tersebut terutama dikarenakan volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 metrik ton pada periode tersebut," ujar Eddy.

Namun demikian, sering dengan itu, beban pokok pendapatan Grup juga meningkat menjadi 438,4 juta dolar AS pada pada semester I-2023, dari sebelumnya sebesar 356,3 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selama semester I 2023, Eddy menjelaskan perseroan membukukan angka produksi mencapai 16.922 metrik ton, atau meningkat signifikan 35 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dia menjelaskan, hasil tersebut sejalan dengan target produksi tahunan Grup sekitar 70 ribu metrik ton untuk tahun 2023.

“Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Pada kuartal ini, Vale berhasil menurunkan biaya kas per unit produksi lebih jauh lagi, melampaui level yang pernah dicapai pada kuartal sebelumnya," ujar Eddy.

Sejak April 2023, dia melanjutkan perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari HSFO ke batubara, didorong oleh penurunan harga batubara.

Dia menyebut perseroan akan tetap berkomitmen untuk selalu berupaya mengurangi biaya, termasuk penyesuaian komponen lainnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya.

Selain melakukan pengendalian biaya, perseroan mengambil sikap hati-hati dalam mengelola arus kas untuk mengantisipasi kondisi harga nikel yang tidak menguntungkan.

Selama kuartal II 2023, perseroan mengeluarkan belanja modal sekitar 60,8 juta dolar AS, atau meningkat 36 persen (yoy), dibandingkan dengan belanja modal pada semester II 2022.

"Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita.Perseroan menghimbau pembaca untuk melihat ikhtisar pencapaian Grup, dimana pencapaian operasional dan hasil keuangan yang tidak diaudit telah dirangkum pada halaman-halaman selanjutnya," ujar Eddy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement