REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan masih menunggu keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyangkut divestasi PT Vale Indonesia. Setelah adanya keputusan tersebut, pria yang akrab disapa Tiko itu menilai Kementerian BUMN baru bisa membicarakan soal proporsi saham BUMN di Vale Indonesia.
"Kalau Vale kan kita masih menunggu arahan dari Kementerian ESDM terkait dengan hal-hal yang menjadi pemenuhan persyaratan mereka untuk pengalihan KK (kontrak karya) jadi IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus), itu kan teritorinya Kementerian ESDM," ujar Tiko usai menghadiri acara kunjungan Delegasi Hong Kong ke Indonesia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Tiko menyampaikan BUMN tentu berkeinginan menjadi pemegang saham mayoritas. Namun hal ini masih menunggu izin operasi dari Kementerian ESDM.
"Nanti setelah kesepakatan antara Menteri ESDM dengan Vale, kita lihat lagi kemungkinan untuk menaikkan kepemilikan saham dari Antam, kita inginnya Antam bisa naik menuju mayoritas kalau memungkinkan," ucap Tiko.
Kementerian BUMN, lanjut Tiko, menekankan bagaimana komitmen Vale Indonesia ke depan agar dapat meningkatkan produktivitas dan pengembangan dalam ekosistem baterai kendaraan listrik Indonesia.
"Kita lagi negosiasi, rangenya empat persen terus ke 10 persen, dan kita lagi bicara untuk bisa naik ke 34 persen, nanti tergantung dari Vale, tapi kita utamakan komitmennya dulu, apakah mereka komitmennya untuk peningkatan produksi dan downsteram untuk baterainya jalan atau tidak," kata Tiko.