Jumat 28 Jul 2023 06:58 WIB

Harga Emas Anjlok Setelah the Fed dan ECB Naikkan Suku Bunga

Harga emas menjadi di bawah level 1.950 dolar AS untuk pertama kalinya dalam 2 pekan.

Harga emas menjadi di bawah level 1.950 dolar AS untuk pertama kalinya dalam dua minggu pada Kamis (27/7/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Harga emas menjadi di bawah level 1.950 dolar AS untuk pertama kalinya dalam dua minggu pada Kamis (27/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (27/7/2023), menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut, sehari setelah Fed menaikkan suku bunganya. Harga emas menjadi di bawah level 1.950 dolar AS untuk pertama kalinya dalam dua minggu.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange anjlok 24,40 dolar AS atau 1,24 persen menjadi menetap pada 1.945,70 dolar AS per ounce. Ini merupakan penurunan satu hari paling tajam emas sejak akhir Juni setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.982,60 dolar AS.

Baca Juga

Harga emas turun pada Kamis berada di bawah 1.950 dolar AS setelah keputusan kebijakan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun. Staf Fed juga sekarang melihat resesi AS sebagai hal yang dapat dihindari.

Yang juga membebani emas adalah kenaikan suku bunga seperempat poin Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis. ECB memberi sinyal bahwa pihaknya dapat berhenti pada September, perkembangan yang berpotensi dovish yang tetap mendorong dolar lebih tinggi terhadap euro, menambah penurunan emas.

Hanya dua minggu yang lalu, emas Comex mencapai level tertinggi tujuh minggu di 1.988,25 dolar AS, puncak yang belum pernah terlihat sejak mencapai level 2.000 dolar AS pada akhir Mei.

Sementara itu, data Kamis (27/7/2023) menunjukkan pertumbuhan kuartal kedua AS lebih kuat dari perkiraan, berkontribusi terhadap kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah dan menarik harga logam mulia ke level terendah dalam lebih dari dua minggu.

Ekonomi AS tumbuh pada kecepatan tahunan 2,4 persen di kuartal kedua. Para analis memperkirakan peningkatan 2,0 persen dalam PDB.

Data PDB AS yang kuat memberi The Fed "lebih banyak kekuatan dalam kaitannya dengan keputusan suku bunga, yang berarti bahwa mereka tidak perlu terlalu khawatir tentang kelemahan ekonomi" dari kenaikan suku bunga, kata Naeem Aslam, kepala investasi di Zaye Capital Markets mengatakan kepada MarketWatch.

Indeks Dolar AS, ukuran nilai dolar yang diawasi ketat terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,8 persen menjadi 101,65 dalam perdagangan baru-baru ini. Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun juga naik menjadi 4,0 persen dari 3,85 persen pada Rabu (26/7/2023) sore.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement