Ahad 23 Jul 2023 15:17 WIB

Makro Ekonomi Stabil, Pasar Properti Tumbuh Signifikan

Keputusan BI mempertahankan suku bunga 5,7 persen jadi kabar baik bagi pelaku usaha.

Seorang pekerja sedang menyelesaikan pembangunan rumah di salah satu kawasan hunian. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang pekerja sedang menyelesaikan pembangunan rumah di salah satu kawasan hunian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stabilitas kondisi makro ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19 diyakini memicu pertumbuhan signifikan pasar properti di dalam negeri. Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady, optimistis kondisi makro ekonomi Indonesia tetap stabil dan terjaga likuiditasnya di tengah perekonomian global yang masih tidak menentu bahkan dibayangi resesi.

Situasi menggembirakan ini tecermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Pada triwulan I 2023 tercatat NPI surplus 6,5 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan 4,7 miliar dolar AS pada triwulan IV 2022.

"Saya optimistis sektor properti akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelum era pandemi. Apalagi rumah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat,” kata John melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (23/7/2023).

John mengatakan selain stabilitas NPI, pemulihan pasar properti di dalam negeri juga tecermin dari hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II 2023 meningkat. Hal itu terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94 persen. 

BI mencatat pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit. Kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.

“Sejak bulan Januari 2023 pasar properti kita mulai bergeliat. Saya optimistis pertumbuhan akan lebih tinggi hingga akhir tahun 2023. Apalagi situasi kondusif ini ditopang tren pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada kisaran lima persen,” jelas dia.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), John mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I  2023 tercatat sebesar 5,03 persen (yoy). Angkanya meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01 persen (yoy). 

Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan tetap kuat pada batas atas kisaran 4,5-5,3 persen, didorong perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor. Selain itu, inflasi  terkendali sehingga menjadi mendorong Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen. 

“Terus terang, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sebesar 5,7 persen menjadi kabar baik bagi  pelaku usaha di sektor properti. Kami mengapresiasi keputusan BI memperpanjang pelonggaran rasio loan to value (LTV),” jelas John.

Ia mengatakan secara faktual pasar properti di Indonesia sangat menjanjikan tatkala angka backlog perumahan mencapai 12,71 juta. Upaya untuk mengatasi backlog diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun agar dapat memenuhi kekurangan kebutuhan rumah.

“Harus ada solusi untuk mengatasi kesenjangan ini. Saya pikir diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun sehingga backlog perumahan di Indonesia akan rampung pada tahun 2045,” jelas John.

Salah satu anak usaha Lippo Group, yaitu Lippo Karawaci (LPKR), berhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor properti pada Kuartal I 2023. Hal ini tecermin pada kinerja keuangan LPKR yang mencetak laba bersih senilai Rp 1,138 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, LPKR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,81 triliun atau naik 14,36 persen dibandingkan Rp 3,33 triliun pada periode yang sama tahun 2022. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement