Rabu 19 Jul 2023 19:25 WIB

Survei BI Catat Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Juni Meningkat

SBT penyaluran kredit baru pada Juni 2023 tercatat sebesar 81,7 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi permintaan pembiayaan (ilustrasi).
Foto: dok. Republika
Ilustrasi permintaan pembiayaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Bank Indonesia (BI) mencatat pembiayaan korporasi pada Juni 2023, terindikasi meningkat.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan peningkatan tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 17,8 persen, lebih tinggi dari SBT 12,5 persen pada Mei 2023.

Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh sektor konstruksi, perdagangan, dan pertambangan. Peningkatan yang terjadi terutama untuk mendukung aktivitas operasional serta membayar kewajiban jatuh tempo.

Mayoritas pembiayaan korporasi bersumber dari dana sendiri, diikuti pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, yang keduanya meningkat dibanding bulan sebelumnya.

Di sisi rumah tangga, ia menyebutkan permintaan pembiayaan baru tumbuh terbatas pada Juni 2023, terindikasi dari responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang atau kredit pada Juni 2023 sebesar 9,7 persen dari total responden, sedikit melambat dibandingkan dengan 10,7 persen pada bulan sebelumnya.

Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa kredit multi guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan. Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.

Dari sisi penawaran, Erwin mengungkapkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Juni 2023 terindikasi tumbuh terbatas dibandingkan bulan sebelumnya. SBT penyaluran kredit baru pada Juni 2023 tercatat sebesar 81,7 persen, sedikit lebih rendah dari SBT 82,6 persen pada bulan sebelumnya.

Faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. Sementara itu, untuk keseluruhan kuartal II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diperkirakan meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement