REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) dengan Indonesia Investment Authority (INA) sepakat menandatangani kerja sama investasi untuk pengelolaan ruas tol Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan nilai transaksi dua ruas tol Trans Sumatera milik Hutama Karya mencapai Rp 20,5 triliun.
"Kami menerima surat dari INA pada 21 Maret 2021, prosesnya dua tahun. Hari ini kita tanda tangan penyelesaian transaksi kerja sama ini. Kami telah menerima pembayaran dari INA pada 27 Juni kemarin," ujar Budi dalam penandatanganan kerja sama investasi pengelolaan ruas tol Medan-Binjai dan Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Budi menyampaikan, hasil transaksi dari akuisisi akan digunakan perusahaan untuk menurunkan pinjaman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan leverage dan profitabilitas perusahaan.
"Program aset recycle ini akan kami teruskan sehingga kita bisa bangun tol di Sumatera dengan cara kita putar dari hasil pembangunan yang sudah ada," ucap Budi.
Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan dua ruas dengan panjang hingga 157 km ini merupakan salah satu transaksi penting di Indonesia. Ridha berharap proyek ini dapat membawa beberapa manfaat besar bagi Indonesia karena pembiayaan ini bersifat ekuitas dan bukan utang.
Ridha menyebut INA terus membuka peluang untuk investor luar negeri dan juga dalam negeri untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan nilai imbal balik yang sepadan dengan risiko investasi.
"Kami sekarang sedang mempersiapkan beberapa transaksi tambahan yang nanti akan masuk juga ke jalan tol, bukan hanya di jalan tol Sumatera tapi juga di Pulau Jawa," ujar Ridha.
Ridha optimistis aksi akuisisi INA dapat membantu membangun infrastruktur jalan di Sumatra dan memberikan preseden yang baik bagi investor untuk berinvestasi di jalan tol di luar Jawa. Ridha mengatakan, upaya INA juga untuk membantu Hutama Karya dalam melanjutkan program pembangunan infrastruktur, terutama kelanjutan pembangunan Trans Sumatera yang akan sangat membantu mobilitas penduduk dan juga pembangunan ekonomi masyarakat, khususnya di Sumatra.
"Mudah-mudahan juga membantu meningkatkan efisiensi di bidang logistik dan berbagai dampak lain bagi perekonomian di sekitar area yang dilalui di jalan tol ini," kata Ridha.