Senin 10 Jul 2023 21:25 WIB

Duh, Sri Mulyani Proyeksi Rupiah Melemah Rp 15.400 per dolar AS

Pelemahan rupiah disebabkan tekanan di tengah ketatnya kebijakan moneter global.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang usai mengikuti rapat kerja dengan Komis XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang usai mengikuti rapat kerja dengan Komis XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berkisar Rp 14.950–Rp 15.400 per dolar AS pada semester II 2023. Adapun proyeksi ini lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebesar Rp 14.800 per dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan melemah pada semester II 2023. Hal ini disebabkan tekanan di tengah pengetatan kebijakan moneter global.

Baca Juga

"Nilai tukar ada kisaran Rp 15.000-Rp 15.250 agak melemah dibandingkan asumsi," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Senin (10/7/2023).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menambahkan, tekanan nilai tukar rupiah didorong oleh peningkatan ekonomi global yang melemah khususnya di Amerika Serikat, Eropa, dan China. Hal ini menyebabkan nilai tukar mata uang sejumlah negara termasuk Indonesia.

"Kondisi ekonomi global dan ketidakpastian masih tinggi, ekonomi global 2023 hanya 2,7 persen dibandingkan 3,4 pada 2022. Perlambatan di AS, Eropa dan China masih diimbangi tekanan inflasi yang masih tinggi dan tingkat pengangguran yang tinggi. Kondisi ini berdampak signifikan sistem keuangan terutama nilai tukar," ucap Destry.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement