REPUBLIKA.CO.ID, LOWELEBA -- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkomitmen untuk mendukung pengembangan wisata kampung-kampung adat yang berada pada desa-desa wisata di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
"Kami mendukung Kampung Adat Gurusina di Desa Watumanu dan Kampung Adat Tololela di Desa Manubhara baik promosi daring dan luring, termasuk berbagai pelatihan," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Ahad (9/7/2023).
Pengembangan desa-desa wisata yang meliputi kampung tradisional merupakan komitmen dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, BPOLBF sebagai satuan kerja di bawah Kemenparekraf untuk membangun industri pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan melalui pengembangan desa wisata.
Pengembangan kampung adat di desa wisata yang memiliki banyak produk pun dilakukan dengan melakukan berbagai pelatihan, bimbingan teknis, dan keterlibatan dalam forum desa Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama). BPOLBF pun memberi perhatian kepada dua kampung tradisional itu agar dapat menjadi alternatif destinasi yang sudah terkenal.
"Kami bertugas untuk mendorong wisatawan lebih banyak berkunjung dan tinggal lebih lama di desa wisata atau kampung adat dengan menghubungkan travel pattern (peta perjalanan) dari Labuan Bajo," ucap Shana.
Shana menjelaskan BPOLBF memiliki berbagai program pelatihan untuk pengembangan produk ekonomi kreatif yang ada di desa-desa wisata. Semakin beragam produk yang ada di desa wisata, katanya dapat memberi nilai tambah dan keunikan untuk mempromosikan produk tersebut.
Selanjutnya BPOLBF membantu mencari pasar bagi pengembangan produk ekonomi kreatif dari dua desa wisata yang memiliki kampung adat tersebut sehingga dapat berdampak pada ekonomi masyarakat. "Kita manfaatkan momen pemulihan pariwisata untuk menarik kunjungan ke desa wisata," kata dia.