Ahad 09 Jul 2023 13:47 WIB

Yellen Kritik ‘Hukuman' China ke Perusahaan AS

Yellen dan sejumlah oejabat lain mencoba memperbaiki hubungan AS-China.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada akhir pekan ini menyerukan reformasi pasar di China dan mengkritik tindakan keras China baru-baru ini terhadap perusahaan AS dan kontrol ekspor mineral.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada akhir pekan ini menyerukan reformasi pasar di China dan mengkritik tindakan keras China baru-baru ini terhadap perusahaan AS dan kontrol ekspor mineral.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada akhir pekan ini menyerukan reformasi pasar di China dan mengkritik tindakan keras China baru-baru ini terhadap perusahaan AS dan kontrol ekspor mineral. Yellen diketahui telah bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang pada Jumat (7/7/2023) selama kunjungan ke Beijing untuk memperbaiki keretakan hubungan ekonomi AS-China.

Namun, di sisi lain, ia memperjelas dalam pernyataan publiknya bahwa Washington dan sekutu Baratnya akan terus membalas apa yang disebutnya sebagai praktik ekonomi tidak adil China. 

Baca Juga

Terlepas dari pembicaraan tentang pemisahan ekonomi AS-China, data terbaru menunjukkan, dua ekonomi terbesar di dunia itu tetap terkait erat, dengan perdagangan dua arah mencapai rekor 690 miliar dolar AS tahun lalu.

"Kami mencari persaingan ekonomi yang sehat yang bukan pemenang-mengambil-semua tapi itu, dengan seperangkat aturan yang adil, dapat menguntungkan kedua negara dari waktu ke waktu," kata Yellen kepada Perdana Menteri China Li Qiang dalam sebuah pertemuan seperti dilansir dari Reuters, Ahad (9/7/2023). 

Yellen pun dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pada Sabtu (8/7/2023) kemarin, kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS.

Yellen juga berbicara kepada Kamar Dagang Amerika di China (AmCham) setelah apa yang disebut pejabat Departemen Keuangan sebagai pembicaraan substantif dengan mantan menteri ekonomi China Liu He yang tetap menjadi orang kepercayaan dekat Presiden Xi Jinping. Yellen juga bertemu dengan pensiunan bankir sentral China Yi Gang.

Yellen dan pejabat AS lainnya sedang berjalan di atas tali diplomatik, mencoba memperbaiki hubungan dengan China setelah militer AS menembak jatuh balon pemerintah China di atas Amerika Serikat sambil terus mendorong Beijing untuk menghentikan praktik yang mereka anggap berbahaya bagi perusahaan AS dan Barat.

Yellen berharap kunjungannya akan memacu komunikasi yang lebih teratur antara kedua saingan itu. Ia juga menyampaikan, setiap tindakan yang ditargetkan oleh Washington untuk melindungi keamanan nasionalnya tidak boleh membahayakan hubungan yang lebih luas.

China berharap Amerika Serikat akan mengambil tindakan nyata untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan yang sehat, kata Kementerian Keuangan China dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

"Tidak ada pemenang yang muncul dari perang dagang atau dari decoupling dan putus rantai," demikian pernyataan itu.

China merilis pernyataan dari Li yang menyerukan penguatan komunikasi, konsensus tentang masalah ekonomi dan pertukaran mendalam dan pragmatis yang jujur, untuk menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dalam hubungan ekonomi China-AS.

“China pun berharap, AS akan menjunjung tinggi sikap rasional dan pragmatis, menemui China di tengah jalan, dan mendorong hubungan China-AS segera kembali ke jalurnya," kata Li dalam pernyataannya. Namun, pernyataan Li tidak menyebutkan ihwal kontrol ekspor mineral terkait semikonduktor baru-baru ini dari kedua negara.

Perusahaan AS di China berharap kunjungan Yellen akan memastikan jalur perdagangan dan komersial antara kedua ekonomi tetap terbuka, terlepas dari suhu ketegangan geopolitik.

Presiden AmCham Michael Hart menyambut upaya Yellen dalam mendesak perubahan kebijakan China dan mengatakan kunjungannya dapat membuka jalan bagi lebih banyak pertukaran di tingkat yang lebih rendah antara kedua belah pihak.

"Saya pikir jika ada satu tahun lagi tidak ada kunjungan dari para pemimpin pemerintahan AS, pasar akan menjadi lebih dingin," ujarnya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement