REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 50 pengusaha asal China yang bergerak di bidang e-commerce siap membantu memasarkan produk dari Nusa Tenggara Barat ke mancanegara.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaluddin Malady mengapresiasi kedatangan para pengusaha China ke NTB, terlebih kedatangan mereka menjadi yang pertama seusai pandemi Covid-19. "Pada prinsipnya kami menyambut baik. Kami sudah fasilitasi untuk para UMKM bisa datang langsung dan bertemu para pengusaha dari China ini," ujar Jamaluddin di Mataram, Rabu (28/6/2023).
Ia berharap banyak produk asal NTB bisa dipasarkan ke mancanegara melalui kedatangan para pengusaha China tersebut. Bahkan, kehadiran wisatawan yang juga menjadi pengusaha ini diharapkan menjadi potensi pembukaan penerbangan antara China dan Lombok.
"Hal itu bisa terwujud jika interaksi antara China-Lombok juga ditingkatkan sehingga ada pembukaan direct flight nanti," kata dia.
Diketahui 50 pengusaha yang bergerak di bidang e-commerce merupakan perkumpulan para reseller asal China. Mereka mengunjungi NTB pada 26-28 Juni 2023. Tujuannya, menggali produk lokal NTB yang akan dipasarkan ke mancanegara.
Peter Lee CEO Indewow Investment Group selaku fasilitator yang memboyong 50 pengusaha China ke NTB mengatakan sejumlah alasan pihaknya membidik NTB sebagai daerah yang akan dipasarkan produknya ke luar negeri. Keberadaan sejumlah event internasional seperti MotoGP Mandalika menjadi salah satu magnet yang membuat NTB mulai dikenal mancanegara.
Ia mengatakan, para pengusaha tersebut bakal memasarkan produk asal NTB melalui dua platform media sosial, yakni Tiktok dan We Chat. Sebab, dua platform tersebut merupakan medsos yang paling banyak digunakan di China.
"Mereka-mereka ini reseller besar. Dalam satu menit perputaran uang dari penjualannya bisa miliaran," ujar Peter.
Peter menjelaskan, saat ini baru ada tiga produk NTB yang dinilai khas dan unik oleh para pengusaha asal China tersebut, yaitu mutiara, sarang walet, dan kopi.
"NTB punya prospek ekonomi dan pariwisata yang sangat luar biasa. Ini mesti dieksplorasi," ujar Peter.
Peter menyatakan, salah satu daerah yang juga pernah dipromosikan pengusaha asal China adalah Manado. Saat itu mereka memboyong salah satu stasiun TV besar dari China, yakni Guangdong TV.
Mereka bekerja sama untuk membuat film tentang Manado. Film tersebut, kata Peter viral di China. Selepasnya, kunjungan wisatawan dan pengusaha China ke Manado naik signifikan.
"Karena film itu juga, akhirnya penerbangan langsung China-Manado sempat dibuka sebelum akhirnya ditutup lagi karena Covid-19. Hal yang sama akan kami lakukan di NTB, kami akan buat film bekerja sama dengan stasiun TV akhir Juli.
"Semoga nanti ketika kemitraan dan kegiatan sudah banyak di NTB, direct flight dari China-Lombok bisa dibuka," kata Peter.
Senada dengan Peter, Hendro Wibowi CEO Indowow mengaku kunjungan para pengusaha China ke NTB akan rutin dilakukan untuk menggali lebih jauh produk khas NTB untuk dipasarkan. "Rencana setiap bulan akan ke sini, nanti seiring berjalannya waktu semoga bisa dua bulan sekali," kata Hendro.