REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat kredit yang disalurkan perbankan untuk warga atau debitur di provinsi itu mencapai sebesar Rp 3,37 triliun.
"Pertumbuhan kredit di NTT yang tercatat hingga posisi April 2023 tumbuh positif sebesar Rp 3,37 triliun secara year on year," kata Kepala OJK Provinsi NTT Japarmen Manalu dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis (22/6/2023).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan perkembangan penyaluran kredit perbankan di NTT yang tercatat per kuartal I 2023. Japarmen menjelaskan, dengan pertumbuhan kredit sebesar Rp 3,37 triliun itu maka total kredit yang telah disalurkan sebesar Rp 40,76 triliun yang didominasi bank-bank negara mencapai sebesar Rp 39,43 triliun.
Sementara itu, kredit yang disalurkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT tercatat sebesar Rp 1,29 triliun atau dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rp 0,04 triliun.
Ia mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut didominasi kredit modal kerja sebesar 15,22 persen yang utamanya terkonsentrasi pada sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 76,65 persen.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit secara nasional di 2023 berkisar antara 10-12 persen, sehingga pihak perbankan termasuk di NTT semestinya lebih optimistis dalam membuat rencana kerja.
Namun demikian, kata dia, berdasarkan rencana kerja 2023 dari BPD maupun BPR di NTT belum menunjukkan optimisme dengan proyeksi pertumbuhan kredit sekitar 7-8 persen atau relatif lebih rendah dari nasional dan masih tetap berfokus di konsumtif.
"Ini yang memang jadi "PR" juga bagi kita untuk terus mendorong bagaimana penyaluran kredit ke depan bisa ditingkatkan untuk sektor-sektor produktif," katanya.
Ia menambahkan, berbagi sektor potensial di NTT yang dapat menjadi sasaran penyaluran kredit seperti pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, kuliner, dan sebagainya.