Kamis 22 Jun 2023 08:42 WIB

BMW Incar China Sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Otomotif 

China telah mengubah industri otomotif menjadi pasar teknologi terdepan.

Mobil terlihat diproduksi di pabrik BMW di Shenyang, Provinsi Liaoning, China. 
Foto: Xinhua
Mobil terlihat diproduksi di pabrik BMW di Shenyang, Provinsi Liaoning, China. 

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- China, pasar utama otomotif dan pemimpin global dalam inovasi, akan menawarkan lebih banyak peluang untuk kerja sama antara perusahaan China dan Jerman.

"Sekarang China adalah pasar besar dan juga memimpin inovasi," kata kata Presiden dan CEO BMW Group Region China Jochen Goller kepada Xinhua dalam wawancara tertulis baru-baru ini.

Baca Juga

Goller mengatakan China telah mengubah industri otomotif menjadi pasar teknologi terdepan di area tertentu. “China telah menjadi pasar kendaraan energi baru terbesar di dunia, dan pemimpin global dalam pembuatan baterai, komponen kendaraan listrik, dan aspek lainnya,” tambah Goller.

Di China, BMW telah mendirikan empat pusat R&D di Beijing, Shanghai, Shenyang, dan Nanjing, serta Lingyue Digital Information Technology Co Ltd yang berfokus pada peningkatan pengalaman digital konsumen. "Itu mencerminkan kualitas tinggi pengembangan kami dalam hal inovasi," kata Goller.

Dengan dua pabrik kendaraan, R&D Center dan Powertrain Plant, basis produksi BMW Brilliance Automotive (BBA) di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, merupakan basis produksi terbesar dalam jaringan produksi BMW Group di seluruh dunia.

Menyoroti lingkungan inovasi di China, kata Goller, tim R&D BMW di China telah berkembang tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Lebih dari 3.200 desainer, insinyur, kendaraan energi baru, dan spesialis perangkat lunak bekerja sama dengan mitra teknologi Tiongkok untuk menciptakan inovasi mutakhir.

CEO juga menyebutkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 460 pemasok lokal di China, dan jumlah tersebut masih terus meningkat untuk perusahaan Bavaria tersebut.

"Kami membawa teknologi ke China dalam rantai pasokan otomotif," katanya. "Kami memanfaatkan kompetensi otomotif China, misalnya, dalam digital dan elektromobilitas."

Sementara itu, Goller optimistis dengan prospek kerja sama kedua belah pihak, terutama dalam keberlanjutan dan ekonomi sirkular. "Pertumbuhan ekonomi sirkular yang besar akan terlihat terutama di China. Mudah-mudahan ini merupakan area yang mendekatkan Jerman dan China," ucapnya.

Mengekspresikan keyakinannya pada perspektif jangka menengah dan panjang China, dia mengatakan, ini benar-benar win-win dari pembukaan industri otomotif. “Pasar yang sangat kuat diciptakan, sementara banyak pengembangan kualitatif juga dihasilkan," ucapnya.

 

sumber : Chinadaily.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement