Senin 19 Jun 2023 10:03 WIB

Makroekonomi RI Dinilai Kuat, Ini Nih Sektor-Sektor Prospektif

Sektor komunikasi dan konsumer dinilai prospektif di tengah tahun politik.

Teknisi melakukan perawatan menara telekomunikasi.
Foto: Prayogi/Republika.
Teknisi melakukan perawatan menara telekomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan latar belakang kondisi makro yang kuat dan penyelenggaraan Pemilu 2024, Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Caroline Rusli CFA memiliki pandangan yang positif terhadap beberapa sektor.

Pertama, sektor keuangan, terutama bank besar. Pertumbuhan profitabilitas bank-bank besar masih kuat didukung kondisi likuiditas yang terus membaik (menekan cost of fund) dan pertumbuhan kredit yang sehat. Masalah yang terjadi pada perbankan di Amerika Serikat dan Eropa turut meningkatkan daya tarik sektor perbankan Indonesia yang menawarkan fundamental baik.

Baca Juga

"Pergeseran arus investasi ini menjadi salah satu penyebab dari all time high beberapa emiten bank besar Indonesia," kata Caroline melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (19/6/2023).

Kedua, sektor jasa komunikasi. Sektor ini berpotensi diuntungkan dari aliran dana kampanye lewat meningkatnya belanja masyarakat akan pulsa.

Sektor ketiga adalah sektor konsumer. MAMI menantikan katalis yang lebih positif di sektor ini ketika belanja pemerintah dan aliran dana kampanye mulai terdistribusi secara masif.

Laporan keuangan kuartal pertama menunjukkan kinerja yang cukup berbeda antara perusahaan yang menargetkan konsumen menengah ke atas dan menengah ke bawah. "Perusahaan yang menargetkan pasar menengah ke atas kinerja penjualan dan profitnya menguat, sedangkan yang menengah ke bawah terlihat trading down ke barang yang lebih rendah harganya, sehingga penjualan dan profit cenderung lebih melemah," kata dia.

Selanjutnya adalah sektor material, terlebih yang menjadi bagian dari rantai pasokan energi baru dan terbarukan dengan preferensi eksposur pada emiten yang lebih banyak mendapatkan kontribusi pendapatan dari hulu dibandingkan hilir. Karena situasi kelebihan pasokan smelter yang akan terus bertambah dalam beberapa tahun ini.

"Di samping itu, kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas, untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali," kata Caroline.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement