Selasa 06 Jun 2023 20:09 WIB

Waspada, Inflasi Masih Bisa Melonjak pada Juni dan Juli

Konsumsi haji dan persiapan sekolah dinilai bisa memicu inflasi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Orang-orang berbelanja sayuran di pasar tradisional di Bogor, Rabu (3/5/2023).
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Orang-orang berbelanja sayuran di pasar tradisional di Bogor, Rabu (3/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2023 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi pascalebaran 2023 juga dinilai menjadi yang terendah sejak Januari.

Meskipun begitu, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah memproyeksikan inflasi akan kembali meningkat pada Juni dan Juli 2023. "Terutama dikarenakan Hari Raya Idul Adha dan tahun ajaran baru," kata Piter kepada Republika, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, konsumsi untuk persiapan pelaksanaan haji dan juga untuk anak-anak sekolah biasanya cukup mendorong naiknya konsumsi. Hal tersebut menurutnya juga berpotensi menimbulkan inflasi kembali.

Menurutnya, inflasi Mei 2023 memang sudah diperkirakan akan melandai. "Ini karena secara siklus pascalebaran biasanya inflasi akan turun seiring permintaan yang mereda," ujar Piter.

Dia menjelaskan, hal tersebut ditunjukan dengan terjadinya deflasi pada beberapa kelompok barang seperti alas kaki dan pakaian. Begitu juga terjadinya deflasi pada sektor transportasi.

Sebelumnya, BPS mencatat inflasi pada Mei 2023 mencapai 0,09 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan inflasi tersebut secara bulanan lebih rendah dibandingkan April 2023.

"Inflasi Mei 2023 secara bulanan ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulanan April dan Mei 2022 yang masing-masing sebesar 0,33 persen dan 0,40 persen," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (5/6/2023).

Sementara itu, secara tahunan inflasi Mei 2023 mencapai 4,00 persen. Pudji mengatakan angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan pada April 2023 yaitu sebesar 4,33 persen namun lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei 2022 sebesar 3,55 persen.

Pudji mengatakan inflasi pascalebaran 2023 mulai melemah. "Bahkan ini merupakan tingkat inflasi terendah sejak Januari 2023," kata Pudji.

Lebaran pada 2023 terjadi pada April dan laju inflasi menurun pada Mei. Pudji mengatakan penurunan tingkat inflasi Mei 2023 utamanya disumbang oleh penurunan harga secara umum pada kelompok transportasi serta pakaian dan alas kaki.

"Pada tingkat nasional laju inflasi Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen utamanya tertahan oleh komoditas tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar minus 5,26 persen atau memberikan andil sebesar minus 0,06 persen," jelas Pudji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement