REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PLN Nusantara Power (NP) melakukan percepatan digitalisasi unit pembangkit melalui inovasi iCORE (Intelligent Centre of Optimization for Reliabilty and Efficiency). Terbaru, ada unit pembangkit Muara Karang dan unit pembangkit Muara Tawar yang beralih pengelolaannya dengan berbasis digital. Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah mengatakan, secara keseluruhan, ada 20 unit pembangkit yang pengelolaannya dilakukan secara digital.
Ia menjelaskan, melalui iCORE, proses pemantauan operasional, analisis, dan diagnosis kondisi pembangkit dapat dilakukan secara digital dan real time. Hal itu dilakukan melalui pengoptimalan sensor yang terpasang pada mesein-mesin pembangkit, sehingga ICORE dapat menghasilkan rekomendasi optimalisasi pengoperasian dan atau pemeliharaan kondisi peralatan.
"Selain itu, iCORE juga mampu untuk menggerakan peralatan secara otomatis dan tepat waktu, sehingga tercapai keandalan dan efisiensi yang optimal," ujarnya, Jumat (26/5/2023).
Ruly mengatakan, operasional pembangkit harus dapat direspon dengan cepat, sehingga terjadi peningkatan keandalan dan efisiensi unit. Digitalisasi pembangkit diakuinya telah dimulai sejak 2017. Saat ini, tercatat ada 20 unit pembangkit yang dikelola secara digital dengan total kapasitas mencapai 6915 MW.
Untuk menuju Go Live ICORE, lanjut Ruly, unit pembangkit Muara Karang dan unit pembangkit Muara Tawar teleh menyelesaikan beberapa tahapan. Mulai dari set up koneksi, set up server, mapping equipment, penarikan data, training, testing dan evaluasi model, pembuatan fault tree analysis beserta diagnostic rule, proses setup model hingga tahapan tes dan evaluasi final.
"Dengan ini berarti PLN NP telah berhasil menyelesaikan 85 persen dari rencana roll out breakthrough DPP (digital power plant) yang dieksekusi secara bertahap sejak 2020," kata Ruly. Ruli menargetkan, seluruh pengelolaan unit pembangkit dilakukan berbasis digital pada akhir 2023.