REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi perbankan digital atau digital banking mencapai Rp 4.265 triliun pada April 2023.
"Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," kata Gubernur BI Perry Warjiyo digital Kamis (25/5/2023).
Di sisi lain, nilai transaksi uang elektronik (UE) meningkat sembilan persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 37,4 triliun pada April 2023. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp 738,3 triliun.
BI memprediksi transaksi ekonomi dan keuangan digital akan terus meningkat ke depannya. Hal itu seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat serta dampak perluasan dan optimalisasi ekosistem pengguna.
Adapun dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2023 menurun 0,99 persen yoy menjadi Rp1.031 triliun. Perry menjelaskan penurunan tersebut sejalan dengan kembali masuknya uang kartal ke Bank Indonesia sesuai dengan pola musiman usai Idul Fitri.
BI akan terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk memperluas ekonomi dan keuangan digital serta penguatan stabilitas sistem dan layanan pembayaran.
BI juga akan melanjutkan perluasan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Hal itu diwujudkan melalui peningkatan intensitas kampanye bersama indusri terkait manfaat penggunaan QRIS kepada masyarakat, termasuk Merchant Discount Rate (MDR) QRIS Usaha Mikro (UMI) dan QRIS Tarik Tunai, Transfer, Setor Tunai (TUNTAS).
Selain itu, BI juga bakal makin menggencarkan pengembangan QRIS antarnegara, khususnya dengan Singapura, Jepang, India, dan Tiongkok.
Hingga sejauh ini, kerja sama pengembangan QRIS dengan negara-negara tersebut berada dalam tahap diskusi sebelum diimplementasikan. Khusus untuk Singapura, BI menargetkan kerja sama bisa diimplementasikan sebelum akhir tahun.