REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Garibaldi Thohir mendukung kegiatan Indonesia-China Smart City Technology and Investment Expo 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (24/5/2023). Ia berharap, agenda tersebut dapat lebih mempererat hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.
"Diharapkan event ini jadi pendorong investasi masuk dari Malaysia dan China," ujarnya di sela acara.
Ia menyampaikan, kegiatan yang digelar pada 24-26 Mei itu juga mendorong tercapainya program 100 Smart City dari pemerintah. Ke depannya, kata dia, smart city atau kota pintar bakal menjadi tren. Maka agar terwujud, lanjutnya, butuh upaya yang inovatif.
"Saya sempat kunjungi Beijing, Ibu Kota China. Di sana melihat langsung bagaimana perkembangan teknologi smart city sangat pesat," tutur pria yang juga akrab disapa Boy Thohir tersebut.
Dia ingin Indonesia-China Smart City Technology and Investment Expo menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahun. Dengan begitu, hubungan kedua negara lebih langgeng dan kompak.
Ketua Asosiasi Indonesia Tionghoa (INTI) Teddy Sugianto pun berharap acara Indonesia-China Smart City Technology and Investment Expo 2023 menjadi faktor pendorong masuknya investasi di Indonesia. Asosiasi, tegas dia, tetap setia dan berkomitmen ikut membantu pemulihan serta kebangkitan ekonomi nasional pascapandemi.
Dijelaskan, smart city merupakan pengembangan kota berbasis teknologi informasi. Beberapa kota di Indonesia telah mengadopsi dan menerapkan konsep tersebut. Demi mencapai sebutan smart city, kota harus memiliki beberapa indikator. Di antaranya, smart development planning, smart green open space, smart transportation, smart waste management, smart water management, smart building, dan smart energy.
Indikator ini merupakan inovasi dari konsep green city yang digabungkan dengan penggunaan sistem teknologi informasi dan komunikasi pintar. Nantinya indikator ini akan berguna sebagai target perkembangan kota cerdas, termasuk di Indonesia.