Rabu 24 May 2023 07:32 WIB

Plafon Utang AS Masih Belum Pasti Buat Dolar Menguat

Investor tak mau ambil risiko atas ketidakpastian negosiasi tersebut.

Gambar skala besar dolar AS, di Kairo, Mesir, 07 September 2022. Dolar AS mempertahankan keunggulannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 24/5/2023 pagi WIB), karena belum adanya kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang AS mengurangi selera investor untuk mengambil risiko.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Gambar skala besar dolar AS, di Kairo, Mesir, 07 September 2022. Dolar AS mempertahankan keunggulannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 24/5/2023 pagi WIB), karena belum adanya kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang AS mengurangi selera investor untuk mengambil risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS mempertahankan keunggulannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 24/5/2023 pagi WIB), karena belum adanya kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang AS mengurangi selera investor untuk mengambil risiko.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menguat 0,28 persen menjadi 103,4864 pada akhir perdagangan.

Baca Juga

Perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri putaran lain pembicaraan plafon utang pada Selasa (23/5/2023) tanpa tanda-tanda kemajuan ketika tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar semakin dekat.

Kurangnya resolusi terkait plafon utang AS masih menjadi pendukung utama dolar AS. "Saya membutuhkan Anda semua untuk tetap bersama saya mengenai batas utang, kita belum mencapai kesepakatan," kata Ketua DPR AS Kevin McCarthy kepada anggota parlemen Partai Republik pada Selasa (23/5/2023).

Negosiator pagu utang Republik Garret Graves juga dilaporkan mengatakan bahwa pembicaraan tidak berjalan baik.

"Saya pikir dolar melihat dorongan moderat hari ini karena saham telah menurun, sebagian besar karena kurangnya kemajuan kesepakatan plafon utang," kata John Doyle, Wakil Presiden Perdagangan dan Transaksi di Monex USA.

Sementara sebagian besar pelaku pasar mengharapkan kesepakatan pada akhirnya, penundaan untuk menyelesaikannya membuat para pedagang khawatir, kata Doyle.

Dolar AS lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa (23/5/2023). "Karena investor tetap khawatir tentang kebuntuan plafon utang AS," catat Kenny Fisher, analis pasar di platform perdagangan valas daring dan broker OANDA.

Ahli Strategi Daily FX Diego Colman mengatakan aktivitas bisnis AS dan pasar tenaga kerja telah bertahan dengan sangat baik selama beberapa bulan terakhir meskipun banyak hambatan. Termasuk gejolak sektor perbankan yang meletus pada Maret.

"Ada alasan untuk percaya bahwa dolar AS dapat mempertahankan keunggulannya sedikit lebih lama," kata Colman.

Pada catatan yang sama, pendiri Sevens Report Research, Tom Essaye mengatakan bahwa "dari perspektif teknis, ada tanda-tanda bahwa potensi dasar dolar telah terbentuk."

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0775 dolar AS dari 1,0819 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2417 dolar AS dari 1,2442 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 138,5240 yen Jepang, lebih rendah dari 138,5500 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9013 franc Swiss dari 0,8970 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3505 dolar Kanada dari 1,3507 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,6239 krona Swedia dari 10,5523 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement