REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Beras fortifikasi yang dihasilkan pengelola gudang dengan sistem resi gudang di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dilirik PBB untuk disebar ke sejumlah negara dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan warga miskin dunia. "Pemenuhan kebutuhan pangan untuk warga miskin dunia ini sesuai dengan permintaan dari PBB," kata Direktur PT Thara Jaya Niaga, Diyan Anggraini, di Subang, Selasa (23/5/2023).
PT Thara Jaya Niaga merupakan pengelola gudang dengan sistem resi gudang yang telah disahkan oleh Kementerian Perdagangan. Gudangnya berlokasi di Kampung Mekarjaya, Desa Mulyasari, Kecamatan Binong, Subang.
Diyan mengatakan, salah satu komoditas yang ada di sistem resi gudang ini adalah beras. Saat ini, pihaknya menyediakan beras fortifikasi.
Menurut dia, beras fortifikasi ini sangat bernilai ekonomi bagi petani. Karena saat ini dunia sudah melirik beras yang telah terfortifikasi, untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Beras yang kami produksi di Subang ini, sedikitnya sudah diberi 13 jenis vitamin dan mineral. Salah satu bahan utamanya dari daun kelor," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini pihaknya sedang menunggu assesment dari PBB yang rencananya akan digelar pada 1-3 Juni 2023. "Dari perwakilan PBB akan datang ke Subang ini untuk melihat dan mengkaji beras fortifikasi yang kami produksi," katanya.
Harga beras fortifikasi di pasaran mencapai Rp13 ribu per kilogram. Sedangkan jika dijual ke PBB, harganya akan mencapai Rp30 ribu per kilogram. Disebutkan kalau hal tersebut bisa menjadi penyemangat bagi petani untuk terus memproduksi padi yang berkualitas.
"Kami mohon doanya, dari masyarakat dan juga dari pemerintah supaya beras fortifikasi asal Subang bisa dipakai oleh PBB untuk disebar ke seluruh dunia," kata dia.