REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2023 meningkat. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan NPI pada kuartal I 2023 surplus 6,5 miliar dolar AS.
"Angka itu meningkat dari 4,7 miliar dolar AS pada kuartal IV 2022," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (23/5/2023).
Dia menjelaskan, kinerja NPI tersebut ditopang oleh berlanjutnya surplus transaksi berjalan. Selain itu juga diiringi oleh surplus transaksi modal dan finansial.
BI mencatat pada kuartal I 2023, transaksi berjalan membukukan surplus sebesar 3,0 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB. Angka tersebut melanjutkan capaian surplus pada kuartal IV 2022 sebesar 4,2 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari PDB.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial kuartal I 2023 surplus 3,4 miliar dolar AS (1,0 persen dari PDB). Angka tersebut signifikan dibandingkan dengan surplus 0,3 miliar dolar AS (0,1 persen dari PDB) pada kuartal IV 2022.
Dengan perkembangan tersebut, Erwin memastikan, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2023 meningkat dari sebelumnya 137,2 miliar dolar AS pada akhir Desember 2022 menjadi 145,2 miliar dolar AS. "Ini setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," jelas Erwin.
Bank Indonesia menilai kinerja NPI kuartal I 2023 yang meningkat akan terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, lanuut Erwin, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI.
"BI terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," ucap Erwin.