Senin 08 May 2023 14:50 WIB

Cadangan Devisa April 2023 Turun Tipis Capai 144,2 Miliar Dolar AS

Penurunan cadev antara lain karena kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10). Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 turun sedikit dibandingkan akhir Maret 2023.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10). Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 turun sedikit dibandingkan akhir Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 turun sedikit dibandingkan akhir Maret 2023. Meskipun begitu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan cadangan devisa pada akhir April 2023 sebesar 144,2 miliar dolar AS tetap tinggi.

"Cadangan devisa sedikit menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2023 sebesar 145,2 miliar dolar AS," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (8/5/2023).

Baca Juga

Erwin menjelaskan, penurunan posisi cadangan devisa pada April 2023 antara lain dipengaruhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu juga dipengaruhi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional.

Dia memastikan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ungkap Erwin.

Ke depan, lanjut Erwin, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai. Hal tersebut didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement