REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Bendahara II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Chrisma Albandjar mengatakan penting bagi perempuan untuk memiliki pemahaman tentang inovasi teknologi keuangan, mulai dari fitur dan alat di aplikasi keuangan sampai proses mempertimbangkan risiko keuangan.
Pasalnya, perempuan memiliki motivasi berinvestasi yang lebih berorientasi ke investasi jangka panjang untuk keluarga.
"Teknologi, khususnya di sektor keuangan, sangat membantu karakter perempuan sebagai pengelola keuangan rumah tangga yang dituntut serba bisa dan mampu multitasking," ucap Chrisma dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Berdasarkan survei Pluang tentang investasi ritel di tahun 2022, mayoritas responden perempuan menyisihkan setidaknya 20 persen dari penghasilannya untuk alokasi investasi. Tiga alasan utama perempuan berinvestasi yakni untuk meningkatkan pendapatan pasif, mempersiapkan dana darurat, dan mempersiapkan dana untuk pendidikan anak.
Motivasi perempuan yang lebih berorientasi pada masa depan keuangan keluarga berbeda dibandingkan mayoritas responden yang secara umum memilih persiapan dana pensiun sebagai alasan utama berinvestasi.
Sementara itu, Head of Corporate Communication Pluang Kartika Dewi menambahkan, kemudahan orientasi layanan keuangan digital untuk perempuan perlu dibarengi dengan tingkat literasi finansial guna memastikan dampak positif bagi produktivitas mereka.
Sebelum ada platform pembayaran digital, belanja bulanan atau untuk setiap keperluan pembayaran domestik rumah tangga sering memakan banyak waktu dan tidak terkontrol dengan baik secara pengeluaran. Sekarang semua transaksi keuangan bisa dilakukan semudah ketukan jari dari ponsel pintar.
"Literasi finansial membantu perempuan untuk mengatur keuangan lebih efektif lagi dengan mengoptimalkan akses kemudahan yang diberikan platform digital," tutur Kartika.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 menunjukkan angka tingkat literasi keuangan perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan selisih tipis yakni 50,33 persen dan 49,05 persen.
Kendati demikian, angka inklusi keuangan masih didominasi kelompok laki-laki sebesar 86,28 persen, sedangkan perempuan 83,88 persen.