Jumat 05 May 2023 12:30 WIB

BPS: Berakhirnya PPKM Berdampak pada Tingginya Mobilitas

Tingginya mobilitas tercermin dari tingginya jumlah pengguna moda transportasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Suasana kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berdampak pada mobilitas penduduk yang semakin tinggi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berdampak pada mobilitas penduduk yang semakin tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Edy Mahmud menyebutkan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berdampak pada mobilitas penduduk yang semakin tinggi. Ini tercermin dari tingginya jumlah pengguna moda transportasi.

"Peningkatan mobilitas masyarakat ini mendorong peningkatan aktivitas ekonomi," ujar Edy dalam Pengumuman Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2023 di Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Mobilitas penduduk yang semakin tinggi terlihat dari jumlah penumpang di seluruh moda transportasi yang meningkat. Misalnya, angkutan rel naik 69,37 persen pada kuartal I 2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), angkutan laut 13,30 persen (yoy), dan angkutan udara 58,18 persen (yoy).

Selain itu, lanjut dia, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga naik sebesar 508,87 persen (yoy) serta rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel meningkat 3,62 persen poin (yoy).

Dengan demikian aktivitas ekonomi baik dari sisi konsumsi maupun produksi meningkat. Dari sisi konsumsi, terlihat dari indeks penjualan ritel yang tumbuh sebesar 1,58 persen (yoy), penjualan mobil secara grosir naik 7 persen (yoy), penjualan sepeda motor naik 44,47 persen (yoy), penerimaan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 tumbuh 21,6 persen (yoy), serta nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kredit yang tumbuh 3,03 persen.

Meski konsumsi meningkat, Edy menilai stabilitas daya beli tetap terjaga dengan inflasi yang terkendali. "Inflasi bulan Maret 2023 tercatat sebesar 4,97 persen (yoy) dan 0,68 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq)," tuturnya.

Di sisi produksi, ia mengungkapkan aktivitas produksi masih stabil dengan Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada kuartal I 2023 yang berada di zona ekspansi, kapasitas produksi terpakai mencapai 72,33 persen, serta impor barang modal dan barang konsumsi masing-masing tumbuh 10,50 persen (yoy) dan 2,73 persen (yoy). Kemudian, terlihat pula dari produksi mobil yang naik sebesar 5,75 persen (yoy), penjualan listrik naik sebesar 3,51 persen terutama didorong oleh konsumsi listrik segmen bisnis, serta produksi gas PT Perusahaan Gas Negara atau PGN tercatat meningkat sebesar 8,02 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement