Jumat 05 May 2023 00:38 WIB

Asosiasi: Pendapatan UMKM Makanan Naik Sepanjang Ramadhan dan Lebaran

Kenaikan ini turut didukung kehadiran akses jalan tol baru.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Foto udara suasana rest area Heritage Km 260B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) menyebutkan, momentum puasa dan lebaran tahun ini berdampak positif terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Foto udara suasana rest area Heritage Km 260B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) menyebutkan, momentum puasa dan lebaran tahun ini berdampak positif terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) menyebutkan, momentum puasa dan lebaran tahun ini berdampak positif terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal itu terutama bagi UMKM di bidang makanan dan minuman.

"Yang pasti usaha di bidang makanan minuman pertumbuhannya naik secara signifikan. Khususnya kue-kue kering," ujar Ketua Umum Akumandiri Hermawati Setyorinny kepada Republika, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga

Ia menyampaikan, momentum tersebut berdampak baik pula bagi pemasok bahan baku seperti petani, peternak, dan sebagainya. UMKM di bidang fashion atau konveksi, kata dia, turut mengalami kenaikan, juga bidang jasa transportasi seperti penyewaan mobil. 

Menurutnya kenaikan ini turut didukung kehadiran akses jalan tol baru. "Ini sangat berdampak pada hilirisasi kebutuhan suplai bahan baku bagi UMKM sehingga lebih memudahkan dalam pengiriman barang atau produk UMKM. Artinya, pasar UMKM semakin luas," ungkap Hermawati.

Hermawati mengungkapkan, beberapa ekonom menilai dampak ekonomi belakangan tidak dirasakan UMKM dengan adanya jalan tol. Khususnya di daerah yang justru terdampak negatif kehadiran jalan tol. Kendati demikian, ia tidak setuju dengan pernyataan itu.

"Saya tidak sependapat jika dikatakan UMKM mati itu kurang tepat. Itu karena banyak juga pengemudi yang memilih alternatif tidak lewat tol, apalagi jika masyarakat yang sudah terbiasa jika pulang kampung berhenti maunya di warung A. Bisa mereka keluar tol kota yang biasa dia mampir," tutur dia.

Hermawati mengatakan, tetap perlu ada strategi dari UMKM untuk menggaet pelanggan. Contohnya, dengan memasang papan reklame di pintu keluar tol kota atau kabupaten. Lalu, bagi pemerintah daerah melalui dinas terkait bersama pengelola tol semestinya bisa mengakomodasi pelaku UMKM di wilayah terdampak tol agar dibantu usahanya untuk berjualan di rest area

"Semua pihak harus bersinergi. Ini demi kepentingan lebih luas," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement