REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal menilai, arus mudik pada momentum Lebaran tahun ini cukup tinggi. Hanya saja dari sisi belanja masyarakat atau spending, tidak sebesar tahun lalu.
"Ini sudah terlihat sejak awal tahun. Saat itu penjualan ritel lemah," ujar Faisal kepada Republika, Ahad (30/4/2023).
Ia menyebutkan, pertumbuhan ritel pada kuartal I 2023 hanya sekitar 1,6 persen. Padahal pada periode sama tahun lalu sektor ritel tumbuh mencapai 12,5 persen.
"Jadi, jauh (pertumbuhannya). Lalu kalau lihat di berita-berita juga, penjualan produk-produk pakaian jelang Lebaran agak sepi dan lesu," tuturnya.
Maka, kata dia, walau tahun ini arus mudiknya banyak tapi belanja ke berbagai produk ritel tidak besar dibandingkan 2022. Faisal memprediksi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2023 lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Tahun lalu (pertumbuhan ekonomi) kuartal kedua tinggi sekali sampai lima koma persen. Kalau pun di kuartal dua tahun ini sampai lima persen, tipis angkanya," jelas Faisal.
Sementara, Core memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 berkisar di 4,7 persen hingga 4,9 persen. Sebelumnya, pada kuartal I tahun lalu, ekonomi tumbuh sebesar 5,01 persen year on year (yoy).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, jumlah pemudik 2023 relatif sama dengan prediksi pemerintah yang sebesar 123 juta.