Rabu 26 Apr 2023 11:45 WIB

Mitsubishi Rugi di China karena Kalah Bersaing dengan Mobil Listrik China

Mitsubishi akan mengalami kerugian luar biasa di China.

Kantor Mitsubishi Motors (Ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Kantor Mitsubishi Motors (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--Mitsubishi Motors mengatakan akan mengalami kerugian sebesar 10,5 miliar yen (78,31 juta dolar AS) terkait dengan penjualannya yang melambat di unit China.

Pernyataan Mistusbishi pada Selasa (25/4/2023) itu menggambarkan pukulan yang mereka hadapi karena persaingan meningkat di China yang merupakan pasar mobil terbesar di dunia menghantam pembuat mobil asing .

Baca Juga

Mitsubishi tidak mengubah perkiraan pendapatannya dalam setahun penuh akibat hantaman pasar di China karena dampak dari kerugian luar biasa telah dimasukkan ke dalam prospek yang diumumkan sebelumnya "sampai batas tertentu".

Persaingan di China telah meningkat dan apa yang dialami oleh Mitsubishi, pemain kecil di negara itu, adalah tanda terbaru tentang bagaimana pembuat mobil luar negeri yang menjual mobil bermesin pembakaran di China menghadapi kebangkitan penggerak mobil listrik China. Dan mobil lokal produksi China telah meninggalkan para pemain otomotif multinasional yang masih mengandalkan mobil bensin.

CEO Toyota Motor Koji Sato mengatakan pada hari Jumat produsen mobil terbesar di dunia harus bergerak lebih cepat setelah menghadapi tekanan di China, terutama di pasar yang berkembang di negara itu untuk kendaraan listrik hibrida bertenaga baterai dan plug-in.

Mitsubishi Motors mengatakan akan membukukan kerugian luar biasa meskipun memperkenalkan model Outlander baru di China melalui afiliasi metode ekuitas lokalnya, GAC Mitsubishi Motors, Desember lalu.

"Di tengah perubahan di pasar domestik China itu sendiri dan persaingan yang semakin ketat, target penjualan terus meleset, dan profitabilitas diperkirakan menurun," kata perusahaan yang mendirikan unit China pada 2012 itu dalam sebuah pernyataan.

Mitsubishi Motors akan melaporkan hasil untuk tahun keuangan 2022 yang berlangsung hingga 31 Maret pada 9 Mei 2023.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement