REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan mencatat, nilai impor pada neraca perdagangan maret tahun ini mencapai 20,59 miliar dolar AS. Impor ini naik 29,33 persen dibandingkan impor bulan Februari.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan, peningkatan impor pada bulan Maret ini dikarenakan adanya kenaikan impor migas sampai 25,58 persen dan impor non migas yang naik 30,05 persen.
Ia menambahkan secara kumulatif, total impor periode Januari–Maret 2023 mencapai 54,95 miliar dolar AS atau terkontraksi 3,28 persen dibandingkan Januari–Maret tahun lalu. Penurunan impor tersebut dipicu turunnya impor migas sebesar 3,44 persen dan impor nonmigas 3,25 persen YoY.
"Peningkatan impor pada Maret 2023 merupakan suatu tanggapan atas permintaan domestik yang tinggi menjelang Ramadan dan Idulfitri," kata Zulhas lewat siaran persnya, Kamis (20/4/2023).
Zulhas menjelaskan selain ramadhan, nilai impor naik pada maret ini karena industri manufaktur di dalam negeri mengalami ekspansi sebagai dampak peningkatan permintaan tersebut. Hal ini tercermin dari menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2023 menjadi sebesar 123,3 yang lebih tinggi dari Februari 2023 (122,4).
Selain itu, peningkatan impor juga sejalan dengan kenaikan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia dari posisi 51,2 pada Februari 2023 ke level 51,9 pada Maret 2023.