Selasa 18 Apr 2023 09:42 WIB

Klarifikasi Istana Terkait Pidato Jokowi akan Tutup PLTU Batu Bara 2025

Istana menegaskan, penutupan seluruh PLTU batu bara dilakukan pada 2050.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Kanselir Jerman Olaf Scholz, kiri, berbicara di samping Presiden Indonesia Joko Widodo, dalam pernyataan penutup setelah tur pembukaan pameran perdagangan industri Hannover Messe di Hanover, Senin 17 April 2023. Scholz mengatakan pada Minggu bahwa ia akan mendesak kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia sebagai bagian dari upaya negaranya untuk mengurangi ketergantungannya pada China untuk bahan mentah yang krusial.
Foto: Julian Stratenschulte/dpa via AP
Kanselir Jerman Olaf Scholz, kiri, berbicara di samping Presiden Indonesia Joko Widodo, dalam pernyataan penutup setelah tur pembukaan pameran perdagangan industri Hannover Messe di Hanover, Senin 17 April 2023. Scholz mengatakan pada Minggu bahwa ia akan mendesak kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia sebagai bagian dari upaya negaranya untuk mengurangi ketergantungannya pada China untuk bahan mentah yang krusial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Hannover Messe 2023, yang menyebut seluruh PLTU batu bara akan ditutup pada 2025.

Bey mengatakan, penutupan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara akan mulai dilakukan dari 2025 hingga 2050. "Tahun 2025, 23 persen energi berasal dari EBT, tahun 2050 seluruh pembangkit batu bara ditutup. We walk the talk, not only talk the talk," ujarnya kepada wartawan, dikutip pada Selasa (18/4/2023).

Sebelumnya, dalam pidatonya di Hannover Messe 2023 di Kota Hannover, Jerman, Ahad (16/4), Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Indonesia bakal meninggalkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara. Menurut Jokowi, Indonesia bakal beralih seluruhnya menggunakan pembangkit listrik energi terbarukan.

"Indonesia berkomitmen kuat menjaga keberlangsungan lingkungan dan telah melakukan aksi-aksi yang nyata. 23 persen energi berasal dari energi baru terbarukan, dan di tahun 2025 seluruh pembangkit batu bara ditutup," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, Indonesia juga ingin memastikan, transisi energi menghasilkan energi yang terjangkau bagi masyarakat. "Tentu ini membutuhkan investasi, membutuhkan pembiayaan yang sangat besar setidaknya satu triliun dolar AS sampai 2060. Dan Indonesia mengundang investor Jerman untuk membangun ekonomi hijau di Indonesia," kata Jokowi saat berpidato di depan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Sementara itu, Jokowi menekankan, Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama, di antaranya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau. "Indonesia tidak sedang menutup diri, justru kami sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama dalam membangun industri hilir di Indonesia," ucap Jokowi.

Dalam membangun hilirisasi industri, Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Hal itu terlihat dari proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia yang mencapai 545,3 miliar dolar AS.

"Sampai tahun 2040 ada 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi yang diproyeksikan mencapai nilai investasi 545,3 billion dolar AS, ini peluang yang sangat besar, yang saling menguntungkan," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi menekankan komitmen Indonesia dalam menjaga keberlangsungan lingkungan yang terlihat dari sejumlah aksi nyata yang telah dilakukan dalam memperbaiki lingkungan serta upaya melaksanakan transisi energi.

"Laju deforestasi turun signifikan dan terendah 20 tahun terakhir, kebakaran hutan turun 88 persen, rehabilitasi hutan 600 ribu hektare hutan mangrove yang akan selesai direhabilitasi di tahun 2024, terluas di dunia, juga dibangun 30 ribu hektare kawasan industri hijau," kata Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement