Senin 17 Apr 2023 22:44 WIB

Inflasi Tinggi, Sri Mulyani Optimistis Indonesia Bisa Bertahan

Indonesia dinilai mampu bertahan di tengah tingginya laju inflasi global.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pemerintah meyakini Indonesia menjadi negara yang mampu bertahan di tengah tingginya laju inflasi global.
Foto: AP Photo/Jose Luis Magana
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pemerintah meyakini Indonesia menjadi negara yang mampu bertahan di tengah tingginya laju inflasi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meyakini Indonesia menjadi negara yang mampu bertahan di tengah tingginya laju inflasi global. Hal itu tercermin dari kondisi Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang masuk dalam negara yang mengalami ekspansi yakni sebesar 51,9 persen. Angka itu lebih tinggi dari Vietnam 47,7 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kondisi PMI manufaktur secara global masuk zona kontraksi. “Vietnam yang selama ini cukup resilient sekarang mengalami pukulan pelemahan dari PMI manufaktur, akibat pelemahan negara tujuan ekspor. Bayangkan, Indonesia yang ekspansi dan masih akseleratif sangat kecil, hanya sedikit negara yang masih dalam kondisi yang sangat baik,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita secara daring, Senin (17/4/2023).

Baca Juga

Sri memerinci, negara yang masuk ke dalam zona kontraksi antara lain Cina di level 50, Amerika Serikat sebesar 49,2, dan Eropa level 47,3.

"Hanya sedikit negara yang berada di posisi baik. Sebagian besar negara atau 59,1 persen mereka mengalami kontraksi yakni AS, Eropa, Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Brasil, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan, Afrika Selatan, Kanada, dan Australia," ucapnya.

Meski begitu, India dan Indonesia menjadi negara yang tingkat PMI manufaktur masih ekspansif di atas level 50. "Negara yang terlihat ekspansif di atas 50 ini Indonesia di 51,9 dan India 56,4," ucapnya.

Inflasi di Jepang dan Eropa masih bergerak naik dan lebih tinggi dari tingkat suku bunga acuan. Masing-masing negara tersebut mengalami inflasi 3,3 persen dan 6,9 persen. Meski inflasi di Amerika Serikat telah menurun, lanjutnya, namun tergolong tinggi secara historis. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement