Kamis 13 Apr 2023 17:16 WIB

Indocement Harapkan Pemulihan Permintaan Semen pada 2023

Indocement berharap permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada Mei.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Fuji Pratiwi
 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Indocement berharap agar permintaan semen baik kantong maupun curah bisa mulai pulih pada 2023.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Indocement berharap agar permintaan semen baik kantong maupun curah bisa mulai pulih pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Tahun 2022 di PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) ditutup dengan volume permintaan semen yang lebih rendah sebesar -3,4 persen. Oleh karenanya, Indocement berharap agar permintaan semen baik kantong maupun curah bisa mulai pulih pada 2023.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan proyeksi, pada tahun ini, dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah.

Baca Juga

"Namun, dengan perayaan Idul Fitri yang lebih awal tahun ini, perusahaan berharap permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada Mei dan berlanjut ke semester kedua dimana belanja masyarakat dapat meningkat sebelum tahun pemilihan 2024," kata Christian, Kamis (13/4/2023).

Sementara itu, lanjut dia, Indocement memperkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh. Lantaran Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023 ditetapkan lima persen lebih tinggi dibandingkan 2022.

"Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah. Oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar dua persen hingga empat persen pada 2023," ujarnya.

Direktur & Sekretaris Perusahaan Indocement Oey Marcos menjelaskan, perang Ukraina-Rusia pada awal 2022 telah menyebabkan ketidakpastian lainnya di seluruh dunia. Sementara, masih banyak ekonomi dalam tahap pemulihan dari pandemi.

"Perang berdampak besar terhadap harga energi, khususnya pada industri semen adalah harga batu bara," ujar Oey.

Dia menyebutkan, pemerintah mengenalkan skema harga batu bara DMO (domestic market obligation) pada akhir 2021 dan sebagian besar perusahaan-perusahaan semen baru dapat menggunakan skema harga tersebut. Terutama pada semester kedua 2022.

Demikian pula, kata dia, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan. "Sehingga harga jual produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan di bulan-bulan sebelumnya," kata Oey.

Dia memaparkan, hal itu mengakibatkan konsumsi semen di kuartal keempat di tahun 2022 turun sebesar sembilan persen dibandingkan kuartal keempat di tahun sebelumnya, dan menyebabkan konsumsi di 2022 turun sebesar 3 persen. Komposisi pasar semen kantong pada 2022 yakni sebesar 73 persen yang merupakan posisi mayoritas dari total pasar semen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement