Rabu 12 Apr 2023 13:05 WIB

IMF Proyeksikan China Jadi Kontributor Utama Pertumbuhan Ekonomi Global

China diproyeksi tumbuh 5,2 persen pada 2023 dan 4,5 persen pada 2024.

 Presiden China Xi Jinping (kedua kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua kiri) pergi setelah resepsi untuk menghormati kunjungan pemimpin China ke Moskow di Kremlin Moskow, Rusia, Selasa (21/3/2023). Presiden China Xi Jinping tiba di Moskow pada kunjungan tiga hari, yang akan berlangsung dari 20 hingga 22 Maret, menurut lembaga negara Rusia dan China. Xi Jinping mengunjungi Rusia untuk meningkatkan kemitraan bersama dan mengembangkan bidang-bidang utama kerja sama ekonomi Rusia-Tiongkok.
Foto: EPA-EFE/GRIGORY SYSOEV / SPUTNIK / KREMLIN
Presiden China Xi Jinping (kedua kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua kiri) pergi setelah resepsi untuk menghormati kunjungan pemimpin China ke Moskow di Kremlin Moskow, Rusia, Selasa (21/3/2023). Presiden China Xi Jinping tiba di Moskow pada kunjungan tiga hari, yang akan berlangsung dari 20 hingga 22 Maret, menurut lembaga negara Rusia dan China. Xi Jinping mengunjungi Rusia untuk meningkatkan kemitraan bersama dan mengembangkan bidang-bidang utama kerja sama ekonomi Rusia-Tiongkok.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pada Selasa (11/4/2023) bahwa ekonomi China akan tumbuh 5,2 persen pada 2023 dan 4,5 persen pada 2024. Dengan demikian, China akan jadi menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi global.

"Kami memproyeksikan (untuk China) pertumbuhan 5,2 persen pada 2023. Itu naik dari 3,0 persen tahun lalu," kata Pierre-Olivier Gourinchas, direktur Departemen Riset IMF, dalam konferensi pers Selasa (11/4/2023) tentang laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru.

Baca Juga

Mengingat ukuran ekonomi China, mereka akan menjadi kontributor utama pertumbuhan global di tahun mendatang, kata Gourinchas, menambahkan bahwa itu adalah salah satu berita besar untuk tahun 2023. Ekonomi China sedang dibuka kembali dengan cepat dengan rebound yang kuat.

"Ketika gelombang COVID-19 mereda (di China) pada Januari tahun ini, mobilitas menjadi normal, dan indikator-indikator ekonomi frekuensi tinggi, seperti penjualan ritel dan pemesanan perjalanan, mulai meningkat," kata IMF dalam laporan WEO.

"Pembukaan kembali dan pertumbuhan ekonominya kemungkinan akan menghasilkan limpahan positif, bahkan limpahan yang lebih besar untuk negara-negara dengan hubungan perdagangan yang lebih kuat dan ketergantungan pada pariwisata China," tambahnya.

Menurut perkiraan IMF, ekonomi dunia akan tumbuh 2,8 persen pada tahun 2023, 0,1 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Januari.

"Kembalinya ekonomi dunia ke laju pertumbuhan ekonomi yang berlaku sebelum guncangan pada tahun 2022 dan gejolak sektor keuangan baru-baru ini semakin sulit dipahami," kata IMF.

Pertumbuhan global diperkirakan 3,4 persen pada 2022, turun menjadi 2,8 persen pada 2023, sebelum naik menjadi 3,0 persen pada 2024, tambahnya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju akan turun setengahnya pada 2023 menjadi 1,3 persen, sebelum naik menjadi 1,4 persen pada 2024, kata IMF.

"Sekitar 90 persen ekonomi negara-negara maju diproyeksikan mengalami penurunan pertumbuhan pada 2023," katanya.

"Dengan perlambatan tajam, ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan mengalami pengangguran yang lebih tinggi, rata-rata naik 0,5 poin persentase dari 2022 hingga 2024," kata IMF.

Presiden Grup Bank Dunia David Malpass mengatakan China dan India adalah dua pengecualian dari perlambatan yang diperkirakan akan dialami ekonomi global tahun ini.

"India dan China diperkirakan menyumbang setengah dari pertumbuhan global pada 2023. Tetapi yang lain menghadapi pendakian yang lebih terjal," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada acara baru-baru ini di Washington D.C.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement