Ahad 09 Apr 2023 10:43 WIB

Daop 2 Bandung Siagakan Alat Bantu Darurat Selama Angkutan Lebaran

Ini sebagai upaya antisipasi risiko gangguan operasional perjalanan KA.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Rangkaian kereta api melintas di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/4/2023). PT KAI Daop 2 Bandung penempatan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 13 titik dilakukan sebagai upaya antisipasi risiko gangguan operasional perjalanan KA.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Rangkaian kereta api melintas di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/4/2023). PT KAI Daop 2 Bandung penempatan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 13 titik dilakukan sebagai upaya antisipasi risiko gangguan operasional perjalanan KA.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa pekan menjelang Lebaran, PT KAI Daop 2 Bandung terus melakukan berbagai persiapan. Hal tersebut dilakukan untuk melayani pelanggan yang akan mudik ke kampung halaman. 

Menurut Executive Vice President Daop 2 Bandung, Joko Widagdo, kesiapan baik itu dari sarana (lokomotif dan kereta), prasarana (jalur rel), serta fasilitas bagi pelanggan di atas kereta api (KA) dan stasiun menjadi fokus Daop 2 Bandung.

Baca Juga

Sebanyak 23 lokomotif dan 140 kereta (penumpang) disiapkan oleh Daop 2 Bandung guna menyukseskan Angkutan Lebaran tahun ini. 

"Seluruh armada sarana kita saat ini sedang menjalani perawatan, sehingga bisa siap dan layak dioperasikan sebelum masa Angkutan Lebaran," ujar Joko dalam siaran persnya, Ahad (9/4/2023).

Ia melanjutkan, penerapan Risk Management juga dilakukan Daop 2 Bandung untuk mengantisipasi gangguan, baik itu sarana, prasarana, maupun keamanan selama pelaksanaan Angkutan Lebaran tahun ini. Daop 2 Bandung pun, menempatkan cadangan sarana, baik itu kereta maupun lokomotif, serta crane di 2 titik. Yakni Bandung, dan Cibatu. Tenaga perawatan sarana juga akan ditempatkan pada 14 titik di seluruh wilayah Daop 2 Bandung, dan akan siaga selama 24 jam.

Dari sisi prasarana, kata dia, penempatan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 13 titik dilakukan sebagai upaya antisipasi risiko gangguan operasional perjalanan KA. AMUS sendiri merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material diantaranya bantalan rel dan batu balas. Persiapan tersebut untuk tindakan cepat cepat ketika terjadi gangguan.

Menurutnya, titik rawan longsor, amblesan, serta banjir juga tak luput menjadi menjadi perhatian Daop 2 Bandung. Sebanyak 40 petugas akan ditempatkan untuk melakukan pemantauan khusus di titik rawan tersebut. 

"Kami juga telah menyiapkan 82 petugas tambahan, terdiri dari petugas pemeriksa jalur, serta petugas penjaga perlintasan extra untuk memberikan keselamatan dan keamanan tidak hanya bagi perjalanan KA tetapi juga bagi pelanggan kami," kata Joko.

Dari sisi prasarana, kata dia, pada Maret lalu Daop 2 Bandung bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta Balai Teknik Perkeretaapian Bandung telah melakukan inspeksi guna memastikan kehandalan prasarana di lintas. "Perbaikan geometri di lintas Daop 2 juga telah dilakukan agar menjamin perjalanan KA yang aman, dan selamat," kata Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement