Senin 03 Apr 2023 12:12 WIB

Rupiah Melemah di Tengah Rebound Dolar AS

Rupiah pada Senin turun 14 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.010 per dolar AS.

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Rupiah pada Senin (3/4/2023) pagi turun 14 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.010 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.996 per dolar AS.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Rupiah pada Senin (3/4/2023) pagi turun 14 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.010 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.996 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, melemah di tengah penguatan (rebound) dolar AS. Rupiah pada Senin (3/4/2023) pagi turun 14 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.010 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.996 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan dibuka datar dengan kecenderungan melemah oleh rebound pada dolar AS," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Lukman mengatakan dolar AS rebound karena Euro yang turun tajam setelah data inflasi Eropa yang lebih rendah. Data inflasi Eropa bulan Maret menjadi 6.9 persen year on year, lebih rendah dari perkiraan 7,1 persen.

Investor menantikan serangkaian data ekonomi penting baik dari dalam maupun luar negeri. Dari domestik, data inflasi Indonesia diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 5,2 persen year on year, turun dari 5,47 persen.

 

Sedangkan dari eksternal, pasar mengamati data manufaktur dari China di pagi hari dan menunggu data manufaktur Amerika Serikat (AS) pada malam harinya.

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China beradadi 51,9, dibandingkan 52,6 pada Februari, sedikit melebihi ekspektasi 51,5. PMI menunjukkan pemulihan ekonomi China berada di jalur yang benar.

Oleh karena padatnya data ekonomi pekan ini termasuk data tenaga kerja AS Non-Farm Payroll (NFP), pergerakan rupiah akan tergantung pada hasil dari data-data ekonomi dan akan cenderung lebih volatile.

Lukman memprediksi kurs rupiah bergerak di kisaran Rp 14.900 per dolar AS hingga Rp 15.100 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement