Jumat 31 Mar 2023 14:30 WIB

Batal Jadi Tuan Rumah U20, Kemenpar: Indonesia Rugi Minimal Rp 3,7 Triliun

Potensi kerugian tersebut berasal dari potensi tiket pertandingan.

Erick Thohir, Ratu Tisha dan Menpora Zainudin Amali cek kesiapan stadion Manahan sebagai venue final piala dunia U20, Ahad (12/3/2023).
Foto: Republika/Alfian
Erick Thohir, Ratu Tisha dan Menpora Zainudin Amali cek kesiapan stadion Manahan sebagai venue final piala dunia U20, Ahad (12/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memperkirakan kerugian negara akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023 mencapai minimal Rp 3,7 triliun. Sandiaga merinci kerugian tersebut di antaranya sejumlah lapangan yang sudah direnovasi oleh Kementerian PUPR serta Kementerian Pemuda dan Olahraga setidaknya sudah lebih dari Rp 500 miliar.

"Target pendapatan berbasis jumlah penonton yang sekitar dua juta dalam pertandingan-pertandingan yang sudah disusun di enam kota itu total lebih dari dua juta penonton sampai 2,3 juta penonton dan minimal dampaknya itu mencapai Rp 3,7 triliun," kata Sandiaga saat ditemui usai peresmian KEK Lido City, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/3/2023).

Baca Juga

Sandiaga menyebutkan jumlah suporter hingga wisatawan mancanegara yang diperkirakan datang ke Indonesia sudah lebih dari 50 ribu pengunjung. Sandi menilai selain kerugian yang sangat besar, Indonesia juga melewatkan kesempatan menghelat turnamen berkelas dunia layaknya Piala Dunia di Qatar.

Selain itu, batalnya status sebagai tuan rumah dapat berdampak pada reputasi jangka menengah dan jangka panjang Indonesia. Padahal selama ini, Indonesia sudah dinilai sukses mengemban tugas sebagai tuan rumah untuk beberapa acara, seperti Keketuaan ASEAN.

 

Di sisi lain, ia meyakini Indonesia dapat segera menyelenggarakan kegiatan lainnya agar bisa meminimalisasi kerugian tersebut. Menurutnya, masih banyak potensi yang bisa dilakukan dan diupayakan Indonesia untuk bisa lebih dikenal dunia.

"Jangan sampai reputasi kita yang sudah begitu sulitnya kita bangun ini terdampak. Tapi saya optimis kalau kita bekerja sama, ini dampak ya ini saya sangat kecewa sangat terpukul dibatalkannya, tapi kita harus tegak, berdiri tegak, tegar kita harus berikan semangat, cepat move on untuk bisa mengganti kegiatan yang juga lebih bisa menopang agar kerugiannya tidak maksimal," kata Sandi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement