Jumat 31 Mar 2023 06:19 WIB

Kementan Genjot Produksi Padi Maros Melalui Intervensi Mekanisasi

Perubahan iklim kendala yang sering terjadi menyebabkan jadwal tanam tak menentu

Kementan akan melalukan mitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi melalui intervensi teknologi mekanisasi.
Foto: Kementan
Kementan akan melalukan mitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi melalui intervensi teknologi mekanisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) puas panen raya di Desa Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan hasilnya terbilang tinggi. Padahal, areal ini sempat dua kali terkena banjir yang menyebabkan produktivitas turun di angka 5,5 ton per hektare. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, produksi masih bisa ditingkatkan pada musim tanam berikutnya mengingat bibit yang digunakan merupakan bibit hibrida Inpari 32. Pihaknya juga akan konsentrasi melakukan mitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi melalui intervensi teknologi mekanisasi.

"Upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kita telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana dan prasarana. Silakan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah," kata Mentan SYL usai mendampingi Presiden Jokowi panen raya, Kamis (30/3/2023) lalu.

Dikatakannya, dalam peningkatan produksi pangan salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan percepatan pengolahan tanah dan penanaman serentak hingga panen yang dilaksanakan melalui penerapan modernisasi pertanian dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan).

"Perubahan iklim adalah kendala yang sering terjadi yang menyebabkan jadwal tanam tidak menentu. Maka salah satu upaya untuk mengatasinya diperlukan intervensi teknologi salah satunya dengan percepatan tanam yang dimulai dengan pengolahan tanah menggunakan alsintan," jelas Mentan SYL dalam siaran persnya.

photo
Kementan akan melakukan mitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi melalui intervensi teknologi mekanisasi. - (Kementan)

 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil menambahkan, pengelolaan dan penggunaan alsintan ini juga diharapkan dapat melibatkan kaum muda turut bekerja dibidang pertanian untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja di bidang pertanian. Selain itu juga untuk efektivitas waktu yang diperlukan untuk pengolahan tanah.

"Tujuan utamanya tentu untuk meningkatkan produksi. Tetapi untuk memastikan ada regenerasi petani, anak muda harus diberikan sesuatu yang menarik minatnya. Yaitu dengan mekanisasi pertanian," kata Ali Jamil.

Ali Jamil mengungkapkan, bantuan alsintan pra panen dari Ditjen PSP yang telah dialokasikan ke Kabupaten Maros pada tahun 2022 sebanyak 126 unit yang terdiri dari 52 unit cultivator, 10 unit handsprayer, 40 unit pompa air, 9 unit traktor roda 2 dan 6 unit traktor roda 4. Sementara di tahun 2023 alsintan yang diberikan berupa 3 unit traktor roda 4t dan 5 unit traktor roda 2.

“Kami berharap, bantuan ini bisa termanfaatkan dengan baik dan untuk selanjutnya bantuan yang dialokasikan bisa turut mendorong supaya generasi muda bisa kembali tertarik di sektor pertanian,” ujarnya.

Sebagai informasi, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras. Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras. Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai  85.576 hektare, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras. 

Secara umum, gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas Baku Sawah seluas 654.818 hektar dengan luas panen mencapai 1.038.084 hektar dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton Beras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement