Rabu 29 Mar 2023 15:57 WIB

Bank Mandiri Kantongi Rp 4,5 Triliun dari Penerbitan Global Bond

Global Bond tersebut memiliki tenor tiga tahun dengan kupon sebesar 5,5 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas pelayanan perbankan di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3). Bank Mandiri berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun dari penerbitan Global Bond.
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Suasana aktivitas pelayanan perbankan di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3). Bank Mandiri berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun dari penerbitan Global Bond.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun dari penerbitan Global Bond. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan.

Global Bond tersebut memiliki tenor tiga tahun dengan kupon sebesar 5,5 persen. Dalam penerbitan Global Bond ini, Bank Mandiri menunjuk HSBC, JP Morgan, Mandiri Securities, Citigroup, MUFG dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Lead Managers. 

Baca Juga

Penerbitan Global Bond ini menerima lebih dari 3,1 miliar dolar AS permintaan pada saat proses orderbook atau kelebihan permintaan (oversubscription) mencapai 10,3 kali dari jumlah yang diterbitkan dan merupakan oversubscription terbesar yang pernah dicapai oleh Bank Mandiri. 

Pejabat Eksekutif Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, menyampaikan ini merupakan tingkat oversubscription tertinggi dalam sejarah penerbitan Global Bond Bank Mandiri. "Ini sebuah pencapaian dan bukti investor percaya kepada kinerja Bank Mandiri di tengah maraknya sentimen negatif pasar kepada sektor perbankan dan pasar global," kata Eka melalui siaran pers, Rabu (29/3/2023).

Positifnya keyakinan investor juga terlihat dari rating yang diberikan kepada obligasi ini dari lembaga pemeringkat internasional yaitu Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch. 

Investor pada penerbitan Global Bond ini didominasi fund manager dan asset manager dengan porsi kepemilikan 76 persen, diikuti dengan Bank sebesar 13 persen, dan pengelola dana pensiun sebesar 11 persen. Selain itu, sebagian besar investor berasal dari Asia sebanyak 78 persen dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) sebesar 22 persen. 

Setelah penerbitan rampung, obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange/SGX).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement