REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengeklaim stok beras saat ini aman dan melimpah. Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (27/3/2023).
"Pada tahun 2023 potensi luas panen selama Januari ke April sebanyak 4,51 juta hektare, meningkat 2,13 persen dibanding periode yang sama tahun 2022," kata Syahrul.
Rinciannya, produksi padi atau gabah kering giling sebanyak 23,94 juta ton, meningkat 0,53 persen. Sementara produksi beras sebanyak 13,79 juta ton meningkat 0,56 persen. Diketahui, selama 2022 produksi beras naik 0,15 juta ton atau naik 0,29 persen dibandingkan tahun 2021.
"Dengan memerhatikan kondisi tersebut, menunjukkan bahwa ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri menghadapi bulan ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri relatif aman," jelasnya.
Berbeda dengan Mentan, Badan Pangan Nasional (NFA) justru kembali menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor dua juta ton beras hingga akhir tahun ini. Bulog diminta untuk mendatangkan sebanyak 500 ribu ton tahap pertama secepatnya. Adapun impor beras tersebut dikhususkan untuk menambang cadangan beras pemerintah (CBP).
Penugasan tersebut tertuang dalam Surat Kepala Badan Pangan Nasional tentnag Penugasan Pengadaan CBP dari Luar Negeri pada Jumat tanggal 24 Maret 2023. Menanggapi hal tersebut,
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, 500 ribu ton impor beras itu perlu segera dilakukan untuk keperluan program bansos. "Segera itu karena kalau ini kita penyerapannya tidak dapat, itu kan untuk bansos," ujar Buwas.
Buwas mengatakan, stok CBP di gudang Bulog saat ini masih sangat terbatas. Namun, penyaluran beras bakal ditopang oleh adanya musim panen raya selama tiga bulan ke depan.