REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan perusahaan BUMN harus berani bersaing di kancah internasional. Erick menyampaikan peluang bagi BUMN terbuka sangat besar di banyak pasar dunia, baik Asia atau Afrika.
"Saya baru kelar rapat terbatas dengan Bapak Presiden, BUMN didorong lagi melihat pasar Afrika karena perdagangan south to south hari ini salah satu yang mendukung surplus perdagangan Indonesia, dengan India, Pakistan, Bangladesh, dan Afrika mencapai 1,3 miliar dolar AS," ujar Erick saat sosialisasi Permen BUMN di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Erick menyampaikan Jokowi akan mengunjungi enam negara di Afrika untuk menjajaki kerja sama ekonomi. Erick menilai potensi ekonomi negara-negara Asia dan Afrika sejatinya telah menjadi perhatian sejak lama. Bahkan, Bung Karno berhasil menggelar Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
"Kalau ada kesempatan perbaiki rantai pasok, bukan sekadar pengembangan pasar atau untung saja, tapi untungnya harus memperbaiki rantai pasok. Karena ratusan juta penduduk Indonesia perlu kepastian pangan dan energi dan inuakan jadi isu kalau kita tidak siap," ucap Erick.
Erick mengatakan G20 bukan lagi momentum Indonesia sudah sejajar dengan negara maju lain. Erick menilai G20 menjadi lonceng dimulai persaingan. Pemerintah, ucap Erick, berharap BUMN dapat menjadi lokomotif dan jadi bagian pertumbuhan ekonomi saat ekspansi bisnis ke luar negeri.
"Kita sudah sepakat untuk bisnis-bisnis yang bukan ahlinya, sudah lah kasih private sector, jangan semua diambil. Toh dengan core bussines, infrastruktur, sinergi, kolaborasi, ini kekuatan masif," kata Erick.