Jumat 24 Mar 2023 03:31 WIB

Digiasia Bios Umumkan jadi Perusahaan Embedded Finance as a Service

Sebagai EFaaS, Digiasia Bios akan berperan sebagai medium 4 blok ekosistem

CEO dan juga Co-Founder dari Digiasia Bios Alexander Rusli.  Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS). Hal ini dilakukan untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
CEO dan juga Co-Founder dari Digiasia Bios Alexander Rusli. Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS). Hal ini dilakukan untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai mampu menghadapi tantangan tech winter secara progresif. Hal ini karena memanfaatkan keadaan ketidakpastian global sebagai momentum untuk mengakselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan.

Terkait hal tersebut, Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS). Hal ini dilakukan untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.

Sebagai EFaaS, Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital-platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline. Teknologi penghubung ini dimaksudkan juga untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dengan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.

"Sebagai EFaaS, kami membantu perbankan dan institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platform SaaS (B2B & B2C) yang mereka miliki," kata CEO dan juga Co-Founder dari Digiasia Bios Alexander Rusli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/3/2023).

Menurutnya hal ini ditujukan agar pengguna SaaS dapat mengakses transaksi keuangan mereka secara mulus dengan mode pembayaran multi varian dari berbagai sumber tanpa harus meninggalkan aplikasi asli mereka, namun dapat menggunakan ekosistem jaringan gerai ritel untuk melayani transaksi offline mereka.  

Adanya empat aset berlisensi sah yang dimiliki seperti KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBos, Alex mengaku posisi sebagai EFaaS memampukan Digiasia Bios mendekonstruksi dan merekonstruksi kapabilitas perbankan dalam membantu perjalanan transaksi keuangan digital mereka terhadap ekosistem multi vertikal perekonomian Indonesia.

"Sebagai penghubung antara ekosistem ini, kami ingin membantu agar para mitra dapat menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka," ucap Alex.

Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, portal integrasi layanan keuangan yang dihadirkan oleh Digiasia Bios sebagai EFaaS seperti layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B. Ada juga sistem point of sale lending, pinjaman B2B, Banking & Cards (CASA) dan kedepannya, akan ada layanan keuangan lainnya.

"Kami ingin merealisasikan posisi fintech Indonesia sebagai sektor unggulan ekonomi digital di masa yang akan datang. Hal ini tentunya sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin mengiring ekonomi Indonesia masuk pada status perekonomian yang stabil dan tangguh dalam menghadapi kondisi perekonomian global saat ini," ucap Alex.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement