Kamis 23 Mar 2023 09:49 WIB

Takut Pengeluaran Bengkak Selama Ramadhan? Ini Cara Mengelolanya

Jika ingin berutang, pastikan memang dalam keadaan terpaksa dan sanggup melunasinya.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ferry kisihandi
Ilustrasi perencanaan keuangan. Foto: Tahta Aidilla/Republika
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ilustrasi perencanaan keuangan. Foto: Tahta Aidilla/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan 1444 H sudah tiba. Selain menjalani ibadah, tidak ada salahnya juga mempersiapkan keuangan agar tidak membengkak selama bulan puasa.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan tips mengelola keuangan selama menjalani bulan Ramadhan. Dikutip dari akun Instagram resminya, Rabu (22/3/2023), tips pertama yaitu dengan membuat rencana keuangan.

Saat membuat rencana keuangan, bisa dilakukan dengan menyusun pengeluaran selama bulan puasa. Rencana itu bisa seperti belanja untuk kebutuhan sahur, berbuka puasa, THR, sedekah, zakat, dan kebutuhan Lebaran.

Tips kedua yaitu jangan meminjam jika tidak mampu melunasinya. ‘’Fitur pay later atau pinjaman online memang bisa membantu untuk berbelanja kebutuhan namun juga harus diingat yaitu utang harus dilunasi,’’ demikian penjelasan OJK. 

 

Jika ingin berutang, pastikan memang dalam keadaan terpaksa dan sanggup melunasinya. Masyarakat juga harus berhati-hati dengan pinjaman online ilegal. Tips ketiga yaitu menahan godaan belanja barang yang tidak dibutuhkan.

Diskon besar memang kerap menggoda tapi berbelanjalah hanya untuk kebutuhan sesuai rencana yang sudah disusun. Keempat, mencatat dan disiplin pengeluaran. Biasakan mencatat pengeluaran harian agar membantu dan mengatur pengeluaran serta selalu disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah disusun. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement